TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badai siklon tropis Cempaka yang melanda wilayah Jawa dan Bali, telah menyebabkan bencana yang cukup besar di 28 kabupaten/kota selama 27-29 November 2017.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan posisi siklon tropis Cempaka yang begitu dekat dengan daratan di 23 km selatan Pacitan menyebabkan hujan ekstrem, angin kencang dan gelombang tinggi.
"Curah hujan yang turun termasuk ekstrem. Di Pacitan curah hujan tercatat 383 mm per hari, dan di Yogyakarta 286 mm per hari. Bayangkan biasanya hujan sebulan hanya dijatuhkan sehari. Sudah pasti sungai dan anak-anak sungainya beserta drainase yang ada tidak akan mampu menampung aliran," kata Sutopo dlaam keterangan tertulis, Kamis (30/11/2017).
Sutopo menuturkan hal itulah yang menyebabkan banjir besar khususnya di Wonogiri, Kulon Progo, Bantul, Gunung Kidul, Klaten, dan Pacitan.
Baca: Punya Nama Aneh, Tahanan PBB Tak Canggung Berteman
Dampak yang ditimbulkan siklon tropis Cempaka ada 27 orang meninggal dunia dan hilang yaitu 9 korban hanyut karena banjir dan 18 korban tertimbun longsor. 27 korban meninggal dunia terdapat di Pacitan (13 orang), Kota Yogyakarta (3), Bantul (1), Gunung Kidul (2), Wonogiri (4), Wonosobo (1) Kulon Progo (2) dan Purworejo (1).
"Ratusan ribu rumah terendam banjir. Begitu juga ribuan hektare lahan pertanian terendam banjir. Jutaan jiwa masyarakat terdampak dari siklon tropis Cempaka. Kerugian ekonomi diperkirakan mencapai triliunan rupiah," kata Sutopo.
Sutopo mengatakan penanganan darurat masih dilakukan di daerah.
Status tanggap darurat pun sudah ditetapkan oleh beberapa kepala daerah.
Saat ini, kata Sutopo, siklon tropis Cempaka sudah menjauh dan luruh.
"Tidak memberikan dampak yang kuat lagi," katanya.
Baca: Seorang Pekerja Tewas Tertimpa Tembok yang Runtuh di Depok
Namun muncul siklon tropis Dahlia.
BMKG, lanjut Sutopo, terus menyampaikan peringatan dini adanya siklon tropis Dahlia.