TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Komisi Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS), Yati Andriyani, menilai kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir dan tindak kekerasan terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan, memiliki kemiripan.
"Kasus Munir dengan kasus Novel sudah sama indikatornya," tutur Yati, Minggu (10/12/2017).
Menurut dia, kemiripan pertama upaya mengungkap para pelaku.
Dia menilai pemerintah lamban di dalam upaya menuntaskan kasus penyiraman air keras terhadap Novel.
Sampai saat ini, aparat kepolisian belum menangkap para pelaku penyerangan Novel, padahal insiden itu sudah berjalan lebih dari empat bulan.
Baca: Batal Operasi Kedua Mata Kiri Novel Baswedan, Ini Penyebabnya
Pihak kepolisian, kata dia mempunyai kemampuan memadai untuk mengungkap kasus, namun hanya mampu merilis dua sektsa wajah pelaku yang belum valid kebenaran.
Persamaan kedua kasus dilakukan dengan cara sitematis.
Secara sistematis ada oknum ingin menutup kasus itu agar tidak terungkap.
Penyebab mandeknya kasus itu karena pemerintah menolak membetuk tim gabungan pencari fakta.
Dia menyoroti KPK tidak berani tampil di depan membela para penyidik.
Dia menilai pihak KPK banyak berkompromi dengan pihak tertentu sehingga kasus penyiraman air keras itu tak kunjung tuntas.
"Akibatnya, kasus Novel jadi tidak diselesaikan," tambahnya.