TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rakyat Palestina terus menerus dirundung duka.
Kerap diintimidasi tentara Israel, kini muncul lagi masalah baru dalam sepekan terakhir ini.
Yah, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tampaknya lebih membela Israel ketimbang Palestina dengan memutuskan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Pernyataan Trump memicu protes seluruh dunia, tak terkecuali rakyat Indonesia.
Seperti biasanya, seruan untuk ke Palestina jihad pun muncul. Atau donasi/bantuan untuk Palestina bermunculan.
Namun Pemerhati Masalah Palestina, Danny Irawan, berpandangan lain.
Menurut dia, membantu rakyat Palestina keluar dari kemiskinan pilihannya satu yakni menjadi wisatawan ke negeri itu.
"Jika selama ini jadi wisatawan religi ke Mekah dan Madinah, kenapa tidak sekarang ke Palestina mengunjungi situs-situs sejarah nabi dan makam-makam para nabi. Terutama mengunjungi Masjid Al Aqsa," kata Danni ketika berbincang dengan Tribunnews.com, Jumat (15/12/2017).
Danny yang beberapa kali mengunjungi Palestina mengaku tak perlu ada yang dikhawatirkan dengan keamanan di Palestina.
"Orang Indonesia disambut baik di Palestina. Tentara Israel yang patroli juga sungkan dengan wisatawan. Palestina tidak terlalu menyeramkan seperti yang digambarkan," ujar dia.
Masalah yang dihadapi rakyat Palestina adalah soal kesejahteraan hidup. Jika banyak wisatawan dari Indonesia berkunjung ke Palestina akan membantu meningkatkan taraf hidup warga Palestina terutama di Yerusalem dan sekitarnya.
"Jadi caranya sekitar Al Aqsa kita bantu secara ekonomi dengan berkunjung ke sana jadi wisatawan. Kalau Yerusalem tidak kita makmurkan warganya bisa jadi suatu saat Al Aqsa diambil Israel," ujar dia.
Mengenai donasi yang kerap disumbangkan rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina, Danny tidak mempersoalkannya.
Namun yang jadi masalah apakah donasi itu langsung bisa dinikmati rakyat Palestina? Karena kabarnya struktur keuangan dan perbankan di Palestina umumnya dibawah pengaruh Israel.
"Kalau berkunjung jadi wisatawan maka perdagangan mereka akan tumbuh. Tak perlu lagi mereka berharap donasi. Wisatawan juga bisa menikmati wisata religi, kerajinan tangan, makanan khas serta ole-oleh khas dari Palestina yang harganya murah. Wisatawan bisa mengunjungi makam-makam para nabi. Uang yang dibawa wisatawan bisa dirasakan langsung masyarakat. Ekonomi dan perdagangan mereka pun tumbuh," ujarnya.
Dia mengatakan Israel akan segan dengan Palestina jika banyak wisatawan asal Indonesia berdatangan ke negara itu.
"Kalau mau bantu kuatkan anak-anak Palestina bukan sekadar berdoa dari jauh. Sapa mereka dan gerakkan perekonomian mereka," ujarnya.
"Ayo, warga Indonesia yang ingin membantu rakyat Palestina mari makmurkan mereka. Insya Allah jika mereka makmur seperti Israel maka tidak akan ada lagi kekerasan karena ketimpangan ekonomi," kata Danny menambahkan.