Lebih lanjut kata dia, Golkar saat ini dalam posisi sulit dan harus melakukan terobosan dan langkah politik yang cepat dan luar biasa untuk mengembalikan citranya yang sedang terpuruk akibat kasus kasus korupsi yang melanda. Terutama terkait mantan ketua umumnya Setya Novanto.
Karenanya Golkar memerlukan ketua umum yang bekerja siang malam dengan konsentrasi penuh.
Ini berarti tegas dia, ketua umum Golkar sulit merangkap jabatan politik penting lainnya seperti Menteri.
"Jadi memang sebaiknya Pak Airlangga mundur dari jabatan Menteri. Jatah Golkar tetap dapat diberikan oleh presiden dengan mengangkat Menteri yang berasal dari Golkar atau kader Golkar," ujarnya.
Dengan demikian jembatan struktural hubungan Jokowi dan Golkar dapat tetap dijaga.
Hubungan keduanya juga tetap dapat dijaga dengan memelihara hubungan pribadi yang baik antara Jokowi dan Airlangga.
"Bagi Airlangga pribadi, dengan berkonsentrasi penuh sebagai ketua umum Golkar, selain dapat mengonsolidasikan Golkar lebih maksimal, juga dapat meningkatkan citra dirinya sebagai pemimpin nasional dan dapat menjadi salah satu alternatif calon wapres untuk Jokowi misalnya," ucapnya.