Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi KPK, Dedie A Rachim mengaku ingin tetap menjaga nama baik tempatnya selama ini bernaung.
Meski kini dirinya telah mengundurkan diri dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk maju sebagai calon Wakil Wali Kota Bogor pada Pilkada 2018.
Menurut Dedie, sebenarnya pengunduran diri tersebut bisa dilakukan saat ia sudah ditetapkan sebagai Calon Wakil Walikota Bogor.
Baca: Direktur KPK yang Mengundurkan Diri Mengaku Belum Bicarakan Visi Misi Dengan Bima Arya
Namun, Dedie memilih melakukannya dari jauh-jauh hari untuk menjaga nama baik KPK.
"Tetapi gini, ada catatan pentingnya, kalau pengunduran diri itu dipersyaratkan pada saat sudah ditetapkan. Artinya kurang lebih di bulan Februari pertengahan. Tetapi kan saya ini, kan lembaga ini harus dijaga marwahnya," kata Didie saat dihubungi wartawan, Jumat (29/12/2017).
Bahkan Dedie mengaku melakakukan hal itu secara sengaja untuk dijadikan contoh bagi masyarakat.
Baca: Mengaku Dibesarkan Di Bogor, Direktur KPK Pilih Mundur Ikut Pilkada Kota Bogor Dampingi Bima Arya
Selain itu, ia juga mengaku melakukan hal tersebut untuk menghindari konflik kepentingan.
"Jadi saya pikir, saya mengambil langkah ini (mengundurkan diri dari KPK) justru untuk memberi contoh dan kedua menghindari benturan kepentingan," kata Dedie.
Baca: Pegawai Maju Pilkada, Ketua KPK: Semoga Bisa Wujudkan Pemerintahan Bebas KKN
Dedie diketahui mengajukan surat pengunduran diri dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak Rabu (27/12/2017).
Ia mengundurkan diri karena maju sebagai bakal calon Wakil Wali Kota Bogor mendampingi Wali Kota petahana, Bima Arya pada Pilkada 2018.