TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meskipun sudah dua kali maju dalam Pemilihan Calon Wali Kota Surabaya dan menjadi juru kampanye di sejumlah daerah namun Tri Rismaharini buka-bukaan tidak bisa berorasi di panggung kampanye.
Kader PDI Perjuangan ini pun mengaku bukan orator baik bisa menggugah lautan massa untuk memilih pasangan calon kepala daerah.
Termasuk kala dirinya maju dalam dua kali Pilwalkot Surabaya.
"Aku enggak bisa kampanye kaya gitu. Aku gak bisa bicara buat kampanye," demikian Risma, sapaan akrabnya, saat silaturahmi di redaksi Tribunnews.com di Jakarta, Jumat (12/1/2018).
Baca: Risma Siap Jadi Juru Kampanye Dimana Saja Sesuai Penugasan PDIP
"Aku gak isa (bisa), aku tuh kalau di panggung itu kalau suruh ngomong, engga isa aku," ujarnya sembari tersenyum malu mengakui kekurangannya itu.
"Sesekali ibu nyanyi saat kampanye," timpal seorang awak Tribunnews.com.
"Tambah tak bisa. Makanya kalau aku disuruh kampanye seperti waktu kapan aku disuruh kampanye di Papua. Ya aku turun panggung saja dan jalan ke pasar, ke jalan-jalan kampanye dialogis dengan warga," ucapnya sembari tertawa tatkala mengenang peristiwa yang terjadi tahun lalu di Papua.
"Karena aku gak bisa. Harus teriak-teriak, orasi aku ga bisa," kembali Risma mengakui kelemahannya itu.
Termasuk ketika harus membawa teks berisi materi orasi di panggung kampanye, Risma mengaku tidak bertalenta di bidang itu.
"Aku kaku di panggung, kan susah ngomongnya. Enggak bisa lama di panggung, karena ga tau mau ngomong apa," imbuhnya.
Untuk itu Risma mengaku lebih memilih turun dari panggung kampanye untuk turun ke pasar-pasar, blusukan ke gang-gang rumah masyarakat.
"Jadi aku turun ke pasar-pasar ya itu memang kerjaan aku kalau itu gak usah ditanya lagi."
"Aku masuk ke pasar masuk ke kampung-kampung yaitu aku bisa soalnya kan biasanya kan dia loh kan disitu nggak ngomong gitu kan itu ngomong dialog," tuturnya.
Begitu juga kala dirinya pernah terjun ke Aceh dan Papua, untuk menjadi salah satu juru kampanye dari PDI Perjuangan.
Menyadari kelemahannya berorasi, Risma langsung turun dari panggung kampanye untuk menyalami, berdialog dengan masyarakat dan nelayan.
"Dulu menemani Cagub, tapi sekarang menang dia di Papua Barat. Saya bilang bertemu nelayan-nelayan."
"Aku juga pernah jurkam di Aceh, aku turun panggung karena ga tau mau ngomong apa. Aku datangin itu anak-anak pada teriak, aku bilang kalian ngomong saja. Aku turun," kenangnya.
Memang pada Pilkada Papua Barat 2017 lalu, Risma menjadi jurkam pasangan Dominggus Mandacan-Muhammad Lakotani. Alhasil, pasangan yang diusung PDI Perjuangan, Demokrat dan PAN terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur Papua Barat.
Diberitakan Tidak diusung sebagai calon gubernur atau wakil gubernur Jawa Timur dalam Pilkada 2018, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini rupanya dijadikan juru kampanye Pilkada serentak se-Indonesia oleh PDI Perjuangan.
"Bu Risma khusus menjadi juru kampanye dari Aceh sampai Papua," ujar Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (15/10/2017).
Alasan utamanya, sosok Risma identik dengan kebijakan-kebijakan pro-rakyat. PDI-Perjuangan berharap Risma meyakinkan rakyat bahwa calon-calon yang diusung partai berlambang banteng tersebut juga akan mengeluarkan kebijakan pro rakyat.
Meskipun demikian, Risma bakal lebih fokus menjadi jurkam Pilkada di Pilkada Jawa Timur.
Diketahui PDI Perjuangan mengusung pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dengan Puti Guntur Soekarno di Pilgub Jatim 2018. (*)