TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG– Bakal Calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membantah anggapan soal mahar politik untuk mengikuti Pilkada serentak 2018.
Menurut Ganjar, sejak mengikuti Pilkada, partainya tidak pernah meminta uang mahar.
“Enggak. Mahar dari mana. Duitnya dari mana?” ujar Ganjar saat ditemui di RS Kariadi Semarang, Sabtu (13/1/2018).
Baca: Sudirman Said Mengaku Ongkos Politik Ikut Pilgub Jawa Tengah Mahal
Politikus PDIP itu mengatakan, uang mahar berbeda dengan biaya untuk kampanye.
Para kandidat calon memang wajar jika diminta mempersiapkan biaya untuk kampanye.
Biaya kampanye, misalnya, digunakan untuk biaya promosi, operasional di 35 kab/kota, hingga pembayaran saksi.
“Biaya kampanye pasti ada. Sebenarnya di partai, iuran saksi jadi wajar. Kalau saya mau (bayar mahal), dipatok apanya,” tambahnya.
Remaja di Tanah Datar Lecehkan Kitab Suci, Akui Disuruh Orang, Diupah Rp 50 Ribu, Kejiwaan Diperiksa
Viral Remaja Lecehkan Kitab Suci di Tanah Datar, Disuruh Orang Demi Rp50 Ribu, Kejiwaannya Diperiksa
Untuk biaya kampanye, sambung pria berambut putih ini, pihaknya mengajak masyarakat untuk berkontribusi menjadi donatur.
Baca: Kisah Pria yang Rela Tinggalkan Pekerjaan Bergaji Rp 130 Juta Demi Lakukan Ini
“Kontribusi banyak orang menjadi donatur. Publik kalau membantu, ya nggak apa,” tambahnya.
Sebelumnya, bakal calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said mengakui bahwa ongkos politik untuk mengikuti Pilkada Jateng mahal.
Biaya tersebut, sambung Dirman, memang yang lumrah dikeluarkan untuk mengikuti Pilkada.
Sudirman tak mau menyebut berapa ongkos yang disiapkan, namun jumlahnya bisa mencapai puluhan miliar rupiah.
Lantaran jumlahnya besar, Sudirman mengajak teman, para sahabatnya untuk ikut melakukan saweran.
“Saya saweran, bicara dengan sahabat, teman. Cari bareng sambil jalan, kalau niat baik banyak memberi dukungan,” ujarnya.(NAZAR NURDIN)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Ganjar: Kalau Saya Diminta Mahar Politik, Duitnya dari Mana?