TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Presidium 212 Ansufri Idrus Sambo membantah organisasi Garda 212 terjun dalam politik praktis.
Pengurus organisasi tersebut terdiri dari para alumni 212.
"Kami sekali lagi menekankan alumni 212 tidak berkecimpung langsung dalam politik praktis," ujar Sambo, dalam konferensi pers di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (13/1/2018).
Baca: Kisah Pria yang Rela Tinggalkan Pekerjaan Bergaji Rp 130 Juta Demi Lakukan Ini
Menurutnya Garda 212 dibentuk sebagai wadah untuk membela umat melalui pencalonan anggota legislatif dari 'para alumni 212' yang tertarik terjun ke dunia politik, khususnya Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019.
Ia menekankan bahwa siapapun alumni 212 yang ingin terjun ke Pileg 2019, Garda 212 bisa melakukan penyeleksian.
Jika mereka memang tertarik terjun ke dunia politik, itu merupakan hak tiap alumni.
Baca: Pantai Tempat Jokowi Basuh Wajah Ternyata Lokasi Selancar Bertaraf Internasional
"Kalaupun ada orang alumni 212 yang minta pertolongan pada kami alumni 212, itu hak pribadi (masing-masing individu)," kata Sambo.
Kendati demikian, ia menegaskan bahwa calon yang ingin diusulkan itu tidak boleh 'membawa' nama alumni 212.
"Tapi tidak boleh mengatasnamakan alumni 212," tegas Sambo.
Sebelumnya, Sambo juga mewakili Alumni 212 menyampaikan pernyataan sikap terkait apa yang disampaikan kader Partai Gerindra La Nyalla Matalitti yang diduga membawa nama ulama dan alumni 212 dalam permasalahannya dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
La Nyalla batal diusung Gerindra di Pilkada Jawa Timur.