Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Acara ulang tahun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Partai PDI Perjuangan/PDIP) yang ke 45 sangat meriah. Tampak kelihatan rangkaian acara oleh panitia ulang tahun sangat terkonsep, acara dibuka oleh Presiden Republik Indonesia H. Ir. Joko Widodo didampingi oleh Ketua Umum PDIP H. DR (HC) Megawati Soekarno Putri dan ketua umum partai serta sejumlah menteri kabinet kerja.
"Politik itu dinamis, " kata Liber Simbolon kepada Wartawan disela saat menghadiri acara ulang tahun Partai PDI Perjuangan ke-45. Saat ini primordialisme selalu dipakai dalam tatanan politik nasional kita. Apalagi, menyangkut primordialisme yang relevansinya terhadap hirarki kekeluargaan politik. Itu sah sah saja menurut saya, dan yang perlu adalah mekanisme dan ajaran ideologis partai sejalan dengan visi dan misi partai.
"Pertama sekali Selamat Ulang Tahun Partai PDI Perjuangan yang ke-45, semoga amanah dalam menjaga ideologis partai dan menjaga keberlangsungan partai serta nilai-nilai kebangsaan, hal ini dikarenakan, ulang tahun usia ke-45 merupakan hal yang luar biasa dan sebagai anugerah dan tentu sebuah partai yang ulang tahun yang sudah cukup matang tentunya. Ajaran dan arah partai harus tetap dijaga agar konstituen ataupun masyarakat dapat menilai, partai mana untuk dipilih dan masih sesuai atau sinkron kah demi keberlangsungan keberagaman bangsa yang kita cintai ini kedepan, nah ini menjadi pertanyaan besar buat partai," demikian dikatakan Liber Simbolon, Ketua Umum DPP Sarjana Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (DPP Sarjana IPKI) saat menghadiri undangan perayaan Ulang Tahun Partai PDI Perjuangan ke-45 Tahun di JCC Senayan Jakarta.
Dijelaskan bahwa, Penegasan Pancasila, Evaluasi dan finalisasi Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia sudah kongruen/sama dengan cita-cita awal para pendiri bangsa yang sangat beragam sesuai pembukaan UUD 1945 alinea ke empat.
"Pemahaman tentang nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila, menjadi taruhan yang tidak tanggung-tanggung, perlu buat kita mencintai keberagaman dan keberlanjutan bangsa ini. Barang tentu partai politik cukup andil ambil bagian dalam sistem ketatan negara, " kata Liber Simbolon yang juga Dosen Universitas Bung Karno Jakarta.
Sejak era tahun 1950-an adalah sejarah awal berdirinya organisasi IP-KI, kata Simbolon, dan sangat sesuai, sejalan dan sering dengan kondisi sosial politik dan perkembangan zaman pada waktu itu menjadi Organisasi Kemasyarakatan, yang senantiasa menjadi penggerak semangat Proklamasi 1945, dan Pancasila.
Bahkan, Bung Karno mengatakan 'Jangan Sekali kali Melupakan Sejarah (Jasmerah)'. Sambungnya, IP-KI didirikan oleh tokoh-tokoh bangsa antara lain Jendral Besar A.H. Nasution, Jendral Gatot Subroto, Jendral Aziz Saleh, tokoh-tokoh nasional dan juga mantan Gubernur DKI Jakarta Letjen Suprapto pernah menjadi ketua umum IP-KI.