Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Hanura Sumatera Barat, Marlis, menilai Oesman Sapta Odang membawa 'gerbong' saat memimpin partai itu. Hal ini membuat orang-orang lama yang turut mendirikan dan membesarkan partai merasa tersingkirkan.
Marlis menyebut orang-orang seperti Gede Pasek, mantan Politisi Partai Demokrat yang saat ini menjabat Wakil Ketua Umum Partai Hanura seperti 'kutu loncat'. Selain Gede Pasek, terdapat sejumlah orang bawaan OSO.
"Bisa dilihat siapa-siapa saja kader Hanura. Kami ini pemilik Hanura yang hanya dengan selembar SK yang diberikan pak Wiranto dulu, kami membuat, membesarkan, Hanura. Tapi teman-teman di seberang sana adalah kutu loncat yang baru bergabung ke Hanura. Siapa sih Gede Pasek, dulu di Demokrat. Cuma diajak pak OSO," tutur Marlis, di kantor DPP Hanura, Bambu Apus, Selasa (16/1/2018).
Menurut Marlis, OSO bersama gerbong bawannya berupaya menyingkirkan kader-kader Partai Hanura. Padahal, Marlis mengklaim orang-orang yang disingkirkan itu telah berjasa membesarkan partai.
Oleh karena itu, untuk menyelamatkan partai, dia mendesak supaya DPP Partai Hanura segera mengadakan Munaslub beragenda penggantian ketua umum.
Baca: Fahri Hamzah: KPK Produk Rezim Totaliter, Melawan Demokrasi karena Praktik Menyadap
Baca: Astaghfirullah, Wanita di Pondok Aren Sembelih Bayi yang Dilahirkannya di Dapur Restoran Nasi Bebek
"Hari ini beliau ingin menyingkirkan kawan-kawan yang sudah berjuang untuk Partai Hanura. Maka kami tidak ikhlas itu terjadi. kalau kami, bukan hanya lagi uang, materi, waktu dan tenaga, tetapi darah pun sudah kami korbankan untuk partai ini. Dan kami tidak ikhlas partai ini diobok-obok oleh orang yang baru datang ke partai ini," kata dia.
Apabila menilik tubuh Hanura, terdapat dua kubu yang berseteru. Ini merupakan kader-kader lama dan baru. Pada masa kepemimpinan OSO, Hanura mendapat tambahan tenaga dari DPD RI, yaitu sebanyak 27 senator yang memasuki partai tersebut pada Januari tahun lalu.
Salah satu nama yang tergabung dalam gelombang itu adalah mantan politisi Demokrat, I Gede Pasek yang terdaftar sebagai anggota DPD RI dari Bali. Masuknya 27 anggota DPD RI ini sendiri hanya tiga bulan sebelum OSO terpilih sebagai Ketua DPD RI pada April 2017.