TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Hanura kubu Sarifuddin Sudding menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk mengganti Oesman Sapta Odang (OSO).
OSO dinilai telah melanggar AD/ART partai selama memimpin Hanura.
Namun, Wasekjen Hanura kubu OSO, Tridianto berharap, internal partai tak terus bergejolak.
Baca: 6 Korban Gedung BEI Masih Dirawat di RSAL Mintohardjo, Begini Kondisinya
Tridianto meminta agar tak ada munaslub sehingga partai tetap solid demi menyambut Pemilu 2019.
"Munaslubnya lebih baik ditunda sekitar 2 tahun lagi saja. Biar jadi munas yang normal. Karena sekarang ini harus fokus untuk konsolidasi dan pemenangan Pilkada serta persiapan Pemilu 2019. Kan energi partai Hanura itu belum terlalu banyak dan kuat," kata Tri melalui pesan singkat, Kamis (18/1/2018).
Baca: Polisi Hentikan Kasus Wali Kota Kendari yang Dilaporkan Model Cantik, Ini Alasannya
Tri menilai konflik internal hanya membuang energi saja.
Dia berharap, para kader baik kubu Sudding dan OSO kembali bersatu demi memenangkan Pemilu 2019.
"Yang di DPR ya fokus di DPR dan bina dapilnya. Yang belum di DPR ya bantu konsolidasi organisasi dan bina calon dapilnya. Yang mikir munaslub ya rapopo, tapi pelaksanaannya nanti saja 2 tahun lagi. Jangan sekarang," kata Tri.
Terlebih, Kemenkum HAM telah mengeluarkan SK pengurus baru Hanura kubu OSO. Oleh karena itu, Tri menilai, munaslub yang digelar kubu Sudding hanya buang-buang energi.
Dia berharap, kubu Sudding bisa kembali bersama.
"Kita berharap pengurus DPC dan DPD yang masih berada di kubu sebelah bisa kembali ke jalan yang benar. Saya yakin dia sudah tahu bahwa kubu Pak OSO sudah menang di jalur hukum," kata Tri.