Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI menggelar rapat kerja bersama ‎Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) di Kompleks, Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (23/1/2018).
Dalam rapat tersebut anggota komisi 1 mencecar direksi dan dewan pengawas LPP RRI
Anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris mengatakan hasil kerja manajemen RRI tak sesuai dengan aset dan anggaran yang dimiliki.
Baca: Sandiaga Sempat Panik Saat Gempa Menggoyang Balai Kota Jakarta
Belum lagi anggaran yang dikucurkan pemerintah setiap tahunnya mencapai Rp 1 triliun.
"Melihat aset yang dimiliki sangat tidak pantas target RRI ke depan hanya biasa-biasa saja," kata Charles saat sesi tanya jawan dengan direksi dan dewan pengawas RRI di ruang rapat Komisi I DPR.
"Menurut saya harus ada langkah yang lebih lagi. Saya belum lihat ada langkah-langkah yang bisa mentransformasi RRI menjadi lembaga radio sekelas yang kita inginkan," tambahnya.
Baca: Hadiri Ulang Tahun Megawati, Ketua MPR: Semoga Bu Mega Bisa Menganyomi yang Muda
Charles pun menilai jumlah pendengar radio RRI yang masih jauh dari harapan.
Charles berharap RRI dapat membuat program-program yang bagus sehingga dapat menggaet pendengar.
"Saya belum melihat adanya program-program ke depan yang bisa ikut mendukung industri musik nasional misalnya. Kita ingin melihat RRI seperti BBC. Saya ini pendengar radio setiap hari. Tetapi saya lebih sering di wawancara RRI Pro 3 dibanding mendengar RRI nya sendiri" katanya.
Baca: BNPB: 6 Siswa Luka Berat dan 2 Siswa Luka Ringan Di Cianjur Akibat Gempa 6,1 SR
Politikus PDI Perjuangan itu berpesan agar pada tahun 2018 ini, dengan infrastruktur yang lebih besar, dengan aset triliunan yang dimiliki RRI lompatannya tak bisa normatif lagi.
Ia menegaskan harus ada program kerja yang luar biasa.