"Cak Imin sudah pula mulai aktif melakukan sosialisasi sebagai cawapres. Sungguh pun tingkat pengenalan Zainul Majdi masih rendah, namun tingkat kesukaan publik yang mengenalnya sangat tinggi, di atas 70 persen," kata Adjie.
Pada cawapres berlatar partai politik, ada dua nama yang muncul yakni Airlangga Hartarto yang popularitasnya 25 persen dan Budi Gunawan sebesar persen.
"Budi Gunawan saat ini menjabat sebagai Kepala BIN. Sejarah membawanya melambung dengan simbol PDIP. Sementara Airlangga Hartarto juga datang tak terduga. Sejarah pula yang membawanya menjadi ketum Golkar dalam "injury time," dan momen menentukan," ucap Adjie.
Cawapres berlatar belakang partai hanya memperhitungkan PDIP dan Golkar.
Menurut Adjie, pertimbangannya adalah kedua partai itu punya kekuatan bargaining lebih besar dibanding partai lain.
Cawapres yang berasal dari provinsi terbatas pada empat provinsi strategis yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Dari keempat itu, hanya Anies Baswedan yang muncul. Ketiga provinsi besar lain baru akan melakukan pemilihan kepala daerah Juni 2018 nanti.
"Keempat daerah ini disebut strategis karena populasi pemilihnya sangat besar. Keempat daerah ini juga punya daya tarik media," katanya. (gita irawan)