Tentunya, hal itu sudah berakar kuat dengan budaya bangsanya dan juga sudah bersenyawa dengan karakter dan etos kerja bangsa maju tersebut.
"Pemerintah perlu mengkaji secara teliti terkait dengan pilihan warga negara apakah mereka sebaiknya kuliah langsung di LN dan bisa memilih perguruan tinggi terkemuka di sana, atau cukup masuk PTA yang beroperasi di Indonesia,'' ungkap Bimo Sasongko.
''Saatnya pemerintah membantu masyarakat membuat perbandingan yang akurat tentang prospek dan biaya untuk dua pilihan tersebut," tambahnya.
Diketahui, hingga saat ini, PTA yang berminat membuka akses di Indonesia sudah cukup banyak.
Salah satunya, Central Queensland Univercity, Univercity of Cambridge dan National Taiwan Univercity.
Prodi PTA yang akan diperbolehkan di Indonesia terbatas pada bidang Science, Teknologi, Engineering, dan Mathematics (STEM).