News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyerangan Tempat Ibadah

Pemuda Muhammadiyah: Umat Beragama Tetap Tenang dan Waspada Terhadap Aksi Provokasi

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah mendesak Polisi mengusut kasus penyerangan atas umat Katolik Gereja Santa Lidwina Gedog, Sleman oleh oknum saat misa pagi, Minggu (11/2/2018).

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, insiden penyerangan terhadap seorang pemimpin agama seperti Pastor tersebut nyata-nyata merupakan perbuatan kriminal serius.

Insiden serangan itu seolah menunjukkan simbol ancaman terhadap umat beragama yang melaksanakan ibadah seperti kejadian penyerangan-penyerangan terhadap para ustadz yang sebelumnya juga terjadi di wilayah Jawa Barat.

"Polisi harus segera mengungkap motif-motif penyerangan tersebut," ujar Dahnil Simanjuntak kepada Tribunnews.com, Minggu (11/2/2018).

Kepada umat beragama, ia bepesan, agar tetap tenang dan waspada terhadap upaya-upaya provokasi untuk mengganggu toleransi umat beragama di Indonesia.

Hal senada juga disampaikan Intelektual Muhammadiyah, Fajar Riza Ul Haq.

Menurut Fajar Riza UI Hag, aksi kekerasan berpedang menyerang peribadatan misa di Gereja St Lidwina Bedog, Yogyakarta, Minggu (11/2/2018) pagi ini menambahkan daftar intoleransi dan kekerasan yang memakan korban tokoh lintas agama.

Kali ini menurut Intelektual Muhammadiyah, Fajar Riza Ul Haq, Romo Karl-Edmund Prier SJ dan beberapa jemaatnya serta anggota kepolisian menjadi korban. Penegakkan hukum sedang diuji.

Dewan pembina MAARIF Institute ini pun melanjutkan, Rabu (7/2/2018) lalu, seorang tokoh Buddha di Tangerang mengalami perlakuan tidak sepatutnya. Dituduh menyebarkan agama Buddha di lingkungan Muslim.

Akhirnya, imbuhnya, tokoh Islam setempat mengakui ada kesalahpahaman. Tidak ada upaya menyebarkan agama Buddha.

"Umat beragama perlu lebih korektif dalam menyikapi rumor ataupun berita yang tidak jelas akurasinya," ujar Penulis buku “Membela Islam, Membela Kemanusiaan” ini kepada Tribunnews.com, Minggu (11/2/2018).

Beberapa minggu lalu juga kata Fajar Riza Ul Haq, publik juga dikejutkan dengan aksi kekerasan terhadap tokoh Islam di Bandung.

Menurut Mantan Direktur Maarif Institute ini, aksi semacam ini tidak boleh dibiarkan dan harus diusut sampai terang benderang. Penegakkan hukum jadi sandaran terakhir.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini