Seperti diketahui, pada persidangan Senin (5/2/2018), terlihat di buku tersebut ada sebuah kalimat menonjol, yakni "Justice Collabolator", yang ditulis dengan tinta hitam dan disertai tiga tanda seru.
Selain kata "Justice Collabolator", ada juga tulisan "Nazaruddin" dengan garis ke bawah, USD 500.000. Kata lainnya adalah "Ibas" dan "Ketua Fraksi".
Baca: Rizal Ramli: Wong Ekonomi Lagi Melambat, Anggaran Malah Diketatkan
Ditanya lebih lanjut soal apakah Ibas yang dimaksud adalah Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono?
Setya Novanto menjawab, "No comment."
Ditanya soal apakah pihaknya juga akan meminta agar Puan Maharani, yang saat proyek e-KTP bergulir masih menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI Perjuangan, untuk dihadirkan di persidangan, jawaban Setya Novanto sama.
"No comment lah," ujarnya.
Setelah tersorot media soal catatan tangan di buku hitamnya, Setya Novanto menyembunyikan catatan tersebut.
Dia bahkan tidak lagi menulis di buku catatan tersebut, melainkan menulis di lembaran kertas.
Mantan Ketua DPR ini mengakui dirinya trauma karena tulisan tangannya kembali terungkap di media.