TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan pertanian di Indonesia bakal menjadi lebih baik lewat nilai-nilai edukasi yang ditanamkan kepada para petani.
Itulah misi utama CropLife Indonesia bersama aplikasi Karsa untuk meningkatkan pengetahuan tata penggunaan pestisida yang dibahas di kelas khusus di EV-Hive, The Maja, Jakarta, Rabu (21/2/2018).
"Kami beri tajuk kegiatan ini dengan Kelas Pestisida: Tata Kelola Penggunaan Produk dan Perlindungan Tanaman," kata Agung Kurniawan, Executive Director CropLife Indonesia
Pada kelas tersebut pula dibahas dua materi lainnya Stewardship dan Resistensi.
Program Stewardship dijalankan untuk memastikan adanya jaminan pengamanan terhadap pegiat lapangan yakni petani.
CropLife menunjukkan data-data pihaknya tak pernah berhenti mengedukasi petani yang terus meningkat setiap tahunnya.
Misalnya pada 2013 hanya ada 223.718 petani yang tersentuh program mereka, pada 2014 naik drastis, menjadi 491.173 petani di seluruh Indonesia
Perwakilan dari Kementerian Pertanian yang juga hadir dalam kelas menilai pestisida memang perlu selalu diawasi terkhusus soal cara penggunaannya.
Rizky yang menjadi Stewardship dari perusahaan Sygenta menjelaskan bahwa saat ini petani mulai sedikit memahami tentang keselamatan diri.
"APD atau alat pelindung diri sifatnya wajib. Petani harus memperhatikan keamanan dirinya. Ada alat standar, yang kami siapkan, perusahaan pestisida juga harus peka, misalnya memberikan bonus kalau membeli produk mereka, sehingga keamanan petani juga terjaga," ungkap dia.
Adapun lima aturan penting agar petani aman dalam menyeprotkan pestisida.
Dimulai dari memahami label yang ada di kemasan, kedua adalah dengan penganan secara hati-hati baik saat mencampur ataupun menyemprotkan.
Kemudian yang ketiga merawat sprayer dengan baik, sehingga penyemprotan bisa maksimal dan tepat guna.
Setelah itu, yang keempat adalah petani harus terus membersihkan diri setelah menggunakan pestisida.
Dan yang kelima, alat pelindung diri harus dipakai, sehingga risiko terpapar pestisida mengecil.