TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan mengatakan, hadirnya seluruh perwakilan dari seluruh negara di dunia harus dimanfaatkan Indonesia untuk unjuk diri.
Hal itu terkait, pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia Tahun 2018 atau International Monetary Fund-World Bank Annual Meetings 2018 (lMF-WB AM 2018) akan digelar di Nusa Dua, Bali, pada 12-14 Oktober 2018 mendatang.
Baca: Laudya Cynthia Bella Tak Merasa Asing Lagi Diperlakukan Begini oleh Mantan Istri Suaminya
“Momentum ini bisa dijadikan Indonesia membuktikan kepada seluruh dunia, bahwa ekonomi Indonesia sudah sangat berkembang, dan mampu menghadapi situasi global yang terkadang kurang bersahabat,” kata Taufik dalam keterangan tertulis, Selasa (27/2/2018).
Selain itu, kata Taufik, melalui pertemuan ini, bisa dimanfaatkan Indonesia untuk mempromosikan kondisi ekonomi dan potensi ekonomi di Indonesia.
Sehingga investor asing tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.
Baca: Libatkan Agregatpr M Cash dan Platform Wagon, 50.000 Warung Alfamart Siap Jualan Produk Digital
Waketum PAN itu menuturkan, dengan hadirnya 15 ribu peserta dari 189 negara yang diperkirakan akan hadir, Bank Indonesia memproyeksikan akan ada perputaran uang mencapai US$ 100 juta atau Rp 1,36 triliun dalam pertemuan tersebut.
Sehingga, hal ini juga harus dimanfaatkan, agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Hadirnya 15 ribu peserta juga harus dimanfaatkan secara langsung bagi Indonesia, khususnya kepada Bali. Masyarakat Bali harus mendapat dampak positif dari pertemuan itu. Di saat yang sama, potensi pariwisata Bali dapat semakin diperkenalkan, sehingga dapat menarik mereka kembali untuk berwisata,” kata Taufik.
Diketahui, IMF-WB AM 2018 adalah pertemuan tahunan untuk mendiskusikan perkembangan ekonomi dan keuangan global serta rekomendasi kebijakan IMF-WB ke depan. Acara ini diikuti oleh Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dari 189 negara anggota IMF-WB, pimpinan dan staf lMF-WB, para pelaku utama sektor keuangan, akademisi, CSC/NGO, pers dan observer.