News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mabes Polri Bantah Helikopter Polisi di Sumut Dipakai untuk Pernikahan Warga Sipil

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Helikopter Polisi Menjadi Kendaraan Pengantin di Pematangsiantar, Rabu (28/2/2018)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri mengklarifikasi masalah video viral helikopter Korps Bhayangkara atau polisi di Pematang Siantar, Sumatera Utara.

Ketika ditanya wartawan mengenai masalah ini, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto sempat tertawa tak percaya.

Ia mengeryitkan dahinya, menutup matanya, dan dengan setengah menegakkan kepalanya lalu tertawa kecil.

Ia membantah jika helikopter tersebut digunakan oleh pengantin yang sedang prewedding.

"Sudah diklarifikasi oleh Kabid Humas (Polda Sumut) sana. Bahwa waktu itu ada pengecekan radio. Kita kan ada heli diperbantukan disana, kemudian dilaksanakan cek radio yang harus berjarak minimal 25 km dari pangkalan radio tersebut, radio itu mengalami gangguan," ujar Setyo di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (1/3/2018).

Setyo mengatakan jika pilot saat itu mendarat di tempat yang kebetulan sedang dilaksanakan prewedding.

Baca: Helikopter Polisi Dipakai untuk Pernikahan Warga Sipil, Kapolda Sumut Bentuk Tim Investigasi

Pasangan pengantin yang melihat itu kemudian meminta izin kepada pilot agar bisa mengabadikan momen prewedding dengan background helikopter tersebut.

Ia menceritakan hal ini dengan mata yang memandang dari kiri ke kanan, ke arah semua awak media yang tampak mengerubunginya.

"Pilotnya merasa karena untuk prewedding terus diizinkan, tapi kemudian (beritanya) dipelintir (pasangan itu) turun dari heli," ungkapnya seraya menggelengkan kepala.

Setyo menggelengkan kepala lantaran tak habis pikir ada yang 'memelintir' berita atau fakta yang terjadi dilapangan.

Ia pun menjelaskan harus ada izin terlebih dahulu untuk menaiki helikopter polisi. Menurutnya, tidak sembarang orang bisa naik helikopter itu.

"Itu heli Polri harus ada approval dari dinas. Kalau rekan wartawan naik harus ada approval dari Kadiv Humas yang memberikan izin naik. Paling tidak Kabid Humas kalau di Polda. Jadi tidak sembarangan. Itu ada itungannya beratnya berapa," pungkasnya.

Setyo kemudian bercanda bahwa orang gendut tidak bisa sembarangan naik helikopter.

Ia menunjuk ke arah salah satu wartawan yang agak 'berisi' sebagai contoh.

"Nah kalau mas nya itu kan berat, itu tidak boleh. Nggak boleh berdua (naik helikopternya), harus sendiri ya (karena) beratnya lebih," ujar Setyo sambil menahan tawanya.

Sebelumnya, beredar viral sebuah video dimana helikopter polisi diduga membawa pasangan pengantin di Pematang Siantar, Sumatera Utara.

Video berdurasi 24 detik itu memperlihatkan sepasang pengantin turun dari sebuah helikopter yang diduga milik Polda Sumatera Utara dengan tulisan polisi di badan heli yang diganti menjadi F & T.

Kemudian ada pula video berdurasi 1 menit 20 detik, dimana terlihat salah satu dari pasangan tadi berjalan di atas karpet merah diantara rerumputan, usai turun dari helikopter tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini