News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kecanggihan Pesawat F-16, Mulai dari Kemampuan Mesin, Airframe hingga Avionik

Penulis: Nurmulia Rekso Purnomo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

 Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Pesawat F-16 yang baru saja diterima TNI Angkatan Udara (AU)  sebanyak 24 unit dari pemerintah Amerika Serikat (AS), adalah jenis pesawat yang pertama kali diproduksi pada tahun 1978. Namun bukan berarti pesawat tersebut terhitung sebagai pesawat usang.

Sampai saat ini, Lockheed Martin masih terus memproduksi pesawat yang berjuluk 'Fighting  Falcon' dan 'Viper' itu. Dikutip dari Lockheedmartin.com, lisensi pembuatan pesawat tersebut sudah dihibahkan ke sejumlah negara. Sampai saat ini diestimasi, sudah ada sekitar 4.500  unit yang diproduksi di seluruh dunia.

Pengembangan teknologi di pesawat tersebut, ditandai dengan penyebutan 'block,' di mana block  1 digunakan untuk menyebut teknologi yang tertanam di pesawat yang diproduksi pada akhir tahun 1970an lalu. Sementara yang diterima Indonesia adalah F-16 C/D 52 ID.

Gagasan awal penghibahan 24 unit pesawat itu, awalnya disampaikan saat Presiden AS Barack Obama menyambangi Indonesia pada tahun 2010 lalu. Hingga kini setelah sekitar tujuh tahun lebih, gagasan tersebut terealisasi.

Pesawat tersebut antara lain akan ditempatkan di Lanud Iswahjudi, dan di Lanud Roesmin Nurjadin. Dikutip dari Kompas.com, Komandan Lanud Roesmin Nurjadin, Marsma TNI Age Wiraksono, mengatakan yang dihibahkan hanya airframe nya saja.

Sementara berbagai peralatan dan sistem yang menunjang pesawat tersebut untuk bisa menajaga kedaulatan negara di udara, dibayar oleh kocek pemerintah.

Dikutip dari tni-au.mil.id, Kol. Pnb. Agung “Sharky” Sasongkojati, yang sempat menerbangkan pesawat tempur tersebut menjelaskan kecanggihan pesawat F-16 yang diterima TNI AU.

1. Mesin

Seluruh mesin pesawat F-16 C/D 52ID menggunakan mesin F100-PW-220/E, yang telah ditingkatkan  kemampuannya oleh sang produsen, Pratt & Whitney di Old Kelly Air Force Base di Texas,  sehingga memiliki umur komponen dua kali lebih lama dari mesin standar.

F-16 C/D 52ID memiliki berat kotor maksimum 37.500 lbs dan mesin jet turbo fan yang sama yaitu  Pratt & Whitney F100-PW-220/E dengan daya dorong 24.000 lbs sehingga memiliki thrust to weight (T/W) ratio 0,64.

Beda dengan F-16 C/D Block 52 yang mempunyai berat kotor maksimum 52.000 lbs dan didorong  mesin F100-PW-229 dengan daya dorong 29.000 lbs yang memiliki T/W ratio 0,56. Dalam close combat atau pertempuran udara jarak pendek, F-16 TNI AU dengan T/W ratio lebih besar memiliki kelincahan lebih baik dari F-16 Block 52.

2. Airframe

Rangka pesawat diperkuat, jaringan kabel dan elektronik baru dipasang, semua sistem lama  direkondisi menjadi baru dan sistem baru ditambahkan agar pesawat lahir kembali, sehingga siap menjadi pesawat baru dengan kemampuan jauh lebih hebat dari saat kelahirannya.

Semua F-16 C/D 52ID TNI AU juga menjalani modifikasi struktur rangka pesawat dengan program Falcon STAR (Structural Augmentation Roadmap), sehingga umur rangka pesawat menjadi lebih dari 10.000 jam.

Hal ini memungkinkan pesawat dipakai 10 tahun lagi sebelum menjalani Dervice Life Extension Program (SLEP) yang mampu menambah umur rangka pesawat sekitar 2.000 jam atau 10 tahun masa pakai.

Pada saat usia pakai F-16 C/D 52ID ini berakhir maka diharapkan Indonesia sudah memiliki armada pesawat tempur modern masa depan IFX dengan generasi 4,5 atau generasi 5. Armada F-16 C/D 52ID ini merupakan jembatan yang sangat baik untuk membawa kemampuan tempur udara Indonesia selangkah lebih maju.

3. Kemampuan di Udara

Kemampuan F-16 C/D Block 50/52 dengan daya dorong lebih besar, memungkinkan pesawat mengangkut senjata lebih berat, dan bisa dipasang Conformal Fuel Tank di punggung, dan menggotong drop tank 600 gallon sehingga bisa terbang lebih jauh.

Namun untuk urusan pertempuran udara, dengan rudal jarak pendek AIM-9 Sidewinder P-4/L/M  dan IRIS-T (NATO) serta rudal jarak sedang AIM-120 AMRAAM-C, jelas F-16 C/D 52ID TNI AU tidak kalah dengan Block 50/52. Bahkan dipastikan dalam duel jarak dekat, F-16 C/D 52ID TNI AU mampu mengungguli Block 50/52 soal kelincahan.

Untuk serangan permukaan darat dan perairan, F-16 ID juga mampu menggotong persenjataan kanon 20mm, bomb standar MK 81/82/83/84, Laser Guided Bomb, rudal AGM-65 Maverick, AGM-84 Harpoon antikapal, AGM-88 HARM antiradar, ACMI Pod serta mampu menggunakan navigation dan targeting pod  untuk operasi malam hari serta misi Suppression Of Enemy Air Defence (SEAD), yaitu menghancurkan pertahanan udara musuh.

4. Avionik

Upgrade F-16 C/D 52ID tidak main-main, karena mengejar kemampuan agar setara dengan Block 50/ 52. Di antaranya memasang Mission Computer MMC-7000A versi M-5 yang dipakai Block 52+, dan bahkan digunakan F-22.

Selain itu dilengkapi juga dengan komputer sistem kemudi (FLCS) digital, sepasang Multifunction Displays Berwarna block-52, HUD lebar block-52 dengan kemampuan night vision, digital terrain system & Digital Moving Map block 52, color cockpit camera block-52, throttle grip & side stick  controller Block-52.

Ada juga countermeasures management switch to control ALE-47, voice message unit  untuk collision avoidance system dan ground avoidance advisory function Block-52.

Improved data modem link 16 Block-52, embedded GPS INS (EGI) block-52 yang menggabungkan fungsi GPS dan INS, common data entry electronics unit Block-52, AN/ALQ-213 electronic warfare management system, ALR-69 Class IV radar warning receiver, ALE-47 countermeasures dispenser set untuk melepaskan chaff/flare serta pemasangan instalasi drag chute Block-52.

Sementara radar AN/APG-68 (V) di-upgrade softwarenya agar meningkat kemampuannya sesuai mission computer 7000A.

Baca: F-16, Dari Perang Vietnam Hingga Kini

Baca: Kartu Indonesia Sehat Tidak Berguna Bagi Korban Bom Bali, Chusnul Khotimah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini