TRIBUNNEWS.COM - Semasa hidupnya, Raden Ajeng Kartini mungkin tak pernah berpikir bisa menjadi seorang tokoh emansipasi perempuan.
Lewat surat-suratnya, ia berupaya menjelaskan betapa perempuan memiliki hak untuk menuntut ilmu dan meraih cita-cita.
Akibat kegigihan beliau, Kartini masa kini pun mulai bermunculan. Beberapa dari mereka menjadi inspirasi dalam kisah hidup setiap perempuan Tanah Air.
Sebut saja sosok yang familiar satu ini, Sri Mulyani. Ia ditunjuk oleh Presiden Jokowi menjadi Menteri Keuangan. Yang membuatnya tenar adalah pemikiran dan strategi ekonominya yang mampu membawa perekonomian Indonesia tetap stabil, walaupun pada saat itu dunia sedang mengalami krisis ekonomi berat pada tahun 2008.
Di bidang busana sendiri ada Anne Aviantie, desainer kondang yang tetap aktif dalam berbagai kegiatan sosial.
Terakhir, pastinya kamu kenal dengan pemain bulutangkis Liliyana Natsir. Berhasil meraih gelar juara dunia sebanyak empat kali, Liliyana pun berhasil memecahkan rekor Zhao Yunlei (pemain putri asal Cina) yang awalnya memiliki gelar terbanyak di dunia.
Masih ada banyak lagi Kartini-Kartini lainnya yang bisa membuat kamu terpana dengan kehebatan mereka.
Sayangnya, hambatan bagi perempuan untuk menggapai cita-cita hingga sekarang belum juga berubah, khususnya bagi mereka yang tinggal di pedesaan. Faktor ekonomi dan patriarki seolah menjadi hal yang tidak dapat dielakkan oleh kaum perempuan.
Salah satu teman kita, Kristina Putri Jelita, misalnya. Ia baru saja menuntaskan pendidikan di SMK 8 Surakarta dan ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Masalah finansial yang ia alami semenjak ayahnya menderita tumor otak, membuat ia kesulitan untuk menimba ilmu di perguruan tinggi. Belum lagi, kakek-nenek Kristina melarang keras dirinya untuk lanjut kuliah.
Mereka menganggap tidak ada gunanya seorang perempuan sekolah tinggi kalau pada akhirnya hanya akan menjadi ibu rumah tangga atau menjadi pengangguran seperti zaman sekarang.
Untungnya, Kristina memiliki pandangan yang berbeda. Dengan mendaftar program “Fair & Lovely Bintang Beasiswa”, iapun melanjutkan kuliah tanpa perlu mengeluarkan biaya.
Fair & Lovely Bintang Beasiswa sendiri merupakan program beasiswa hasil kerja sama dengan Hoshizora Foundation, yang diselenggarakan brand perawatan kulit wajah wanita produksi PT Unilever Indonesia ini.
Unilever percaya bahwa pemberdayaan perempuan adalah satu faktor pendorong terbesar bagi kemajuan manusia dan pertumbuhan ekonomi.
Program ini ditujukan bagi siswi kelas 12 dan lulusan SMA/SMK/MA/sederajat di di seluruh Indonesia yang dapat mendaftar Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri tahun 2018 (SBMPTN/SNMPTN/Seleksi Mandiri) ke PTN berakreditasi minimal B di tujuh wilayah di Indonesia.
Setelah berhasil mengantarkan 50 siswi berprestasi untuk melanjutkan mimpi mereka ke jenjang pendidikan tinggi, kini Fair & Lovely Bintang Beasiswa memasuki tahun keduanya.
Pendaftaran “Fair & Lovely Bintang Beasiswa 2” akan dibuka sampai 31 Maret 2018. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi www.voteuntukimpianku.com.
Peserta akan melalui seleksi formulir, wawancara dan home visit, dan nantinya beasiswa akan diberikan di bulan Juni dan Juli 2018. Lalu, beasiswa tersebut akan didistribusikan setiap awal semester selama empat tahun, disertai berbagai program pendampingan untuk pengembangan diri setiap tahunnya.
Penulis: Dana Delani / Editor: Choirul Arifin