TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Foto-foto bangkai harimau yang digantung warga di Desa Hatupangan Kabupaten Mandina membuat publik tersentak.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, Hotmauli Sianturi mengatakan kejadian bermula pada Jumat (16/2/2018) lalu, saat itu masyarakat Desa Hatupangan ditakuti dengan adanya isu harimau jadi-jadian.
Baca: Penampilan Umbrella Girls di Sirkuit Buriram Thailand pada Ajang ARRC 2018
"Masyarakat lalu segera mencari keberadaan harimau di sekitar desa. Kemudian harimau ditemukan di sebuah tempat mirip gua. Tapi harimau berhasil lolos dan terjadi konflik dengan masyarakat yang datang," kata Hotmauli di Kantor BBKSDA di Jalan SM Raja Medan, Senin (5/3/2018).
"Dua orang korban dari masyarakat langsung dievakuasi ke Puskesmas Batang Natal. Salah satu korban mengalami luka cakar pada kaki dengan 46 jahitan," lanjutnya.
Hotmauli membenarkan terjadi pembunuhan harimau dengan cara ditombak oleh kerumunan massa.
"Saat akan melakukan evakuasi terhadap bangkai harimau di TKP, tim dari BBKSDA Sumut dan Balai Taman Nasional Batang Gadis mendapat penolakan dari masyarakat sekitar," ungkap Hotmauli.
Baca: Pengunjung Kebun Binatang Bandung Ini Lempar Rokok ke Orangutan, Perilakunya Dikecam
"Kemudian kita negosiasi melalui aparat Polsek dan Koramil setempat, kita menerima bangkai harimau dengan sebagian anggota tubuh ada yang hilang. Seperti bagian dahi, beberapa kuku hilang, kulit bagian ekor juga hilang dan salah satu taring kanan bawah harimau juga hilang," tambahnya.