TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama tim internalnya tengah mencari sosok calon wakil presiden untuk bertarung di Pilpres 2019.
Sejauh ini, Jokowi telah mengantongi lima dukungan partai yakni PDIP, Golkar, PPP, NasDem dan Hanura.
Sederet nama calon wakil presiden di Pilpres 2019 telah bermunculan.
Baca: 5 Manfaat Luar Biasa Garam Laut! Bisa untuk Percantik Wajah hingga Rawat Rambut
Mulai dari para ketua umum parpol, seperti Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, Romahurmuziy, mantan ketua MK Mahfud MD, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Puan Maharani, hingga pensiunan tentara seperti Gatot Nurmantyo dan Moeldoko.
Direktur eksekutif EmrusCorner, Emrus Sihombing menilai, peluang Airlangga Hartarto besar untuk mendampingi Jokowi.
Terlebih, senior Golkar Jusuf Kalla tidak bisa maju lagi mau sebagai wakil presiden karena sudah dua kali menjabat.
"Kalau JK memang benar dinyatakan tidak boleh maju kembali, saya perkirakan Airlangga berpeluang besar menjadi cawapres mendamping Jokowi," kata Emrus dalam keterangan yang diterima redaksi, Jumat (16/3/2018).
Menurutnya, Airlangga juga memimpin partai terbesar dalam koalisi Jokowi.
Belum lagi, jika bicara soal nantinya Golkar bisa memenangkan Khofifah Indar Parawansa di Jawa Timur, Ganjar Pranowo di Jawa Tengah dan Deddy Mizwar di Jawa Barat.
Pengajar di Universitas Pelita Harapan itu mendasari analisisnya pada sejumlah fakta yang mengemuka.
Antara lain, pernyataan Presiden Jokowi saat Airlangga terpilih sebagai ketua umum Golkar.
"Saat itu kan Airlangga menjabat sebagai menteri perindustrian, artinya memegang dua jabatan. Tapi tidak mundur dari menteri. Jawaban Jokowi ketika itu, karena waktu yang tinggal sedikit. Saya kira pernyataan itu punya makna mendalam," kata Emrus.
Dia menduga, Jokowi lewat pernyataan tersebut mengakui kedekatannya dengan Airlangga.
"Jadi menyiratkan ada kedekatan sosilogis dan psikologis Jokowi dengan Airlangga," katanya.
Fakta lainnya, sebut Emrus, posisi Airlangga tidak seperti ketua umum partai politik lain yang terkesan menawarkan diri menjadi cawapres.
"Dia (Airlangga) menjalankan politik Jawa, tenang-tenang saja. Tokoh semacam ini sangat nyaman bagi Jokowi," kata Emrus.