Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Indonesia kembali berdukacita tatkala seorang putera terbaik bangsa, Kolonel (pnb) MJ Hanafie meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat latih di Cilacap, Selasa (20/3/2018) sore.
Salah satu penerbang Sukhoi pertama itu berpulang ketika berlatih dengan mengemudikan pesawat latih tipe Super Decathlon 8KCAB dengan nomor registrasi PK-RTZ.
Kolonel Hanafie merupakan Pria kelahiran Malang (Jawa Timur) pada 23 Juli 1969. Ia tercatat sebagai Lulusan Ikatan Dinas Pendek (IDP) TNI AU angkatan tahun 1991.
Baca: Saat Antar 8 Bule Jerman, Pria Ini temukan Ular Putih Berukuran Manusia Dewasa
Pada 1997 lalu, Hanafie menikahi seorang putri asal Jakarta yang bernama LOrensia Herienda kelahiran 17 April 1975.
Dari pernikahannya itu, ia telah dikaruniai Dua orang Putri yang cantik cantik yaitu Safana Nadira Hanasia dan Safara Unaira Hanasia.
Baca: Singapura U-23 Vs Indonesia U-23, Menanti Kejutan Milla
Pada 16 Januari 1991, Kolonel Hanafie bertugas di Skuadron 15 Madiun sebagai penerbang dengan pangkat Letnan Dua (Letda) hingga tahun 1996.
Lalu setelah Naik pangkat Sebagai Letnan Satu (Lettu) pada 1996, Sudah berbagai pesawat tempur dari Hawk 53,F 5 Tiger dan terakhir F 16.
Kemudian pangkat Kapten diraih pada tahun 2000,lalu Sekolah SEKKAU tahun 2001, Pada Tahun 2005 pangkat Mayor berhasil diraihnya dan SESKO AU tahun 2007.
Kolonel (Pnb) Hanafie, saat usia 34 tahuan sebagai pilot F-16 sudah mengantongi 1.781,50 jam terbang.
Dan saat pangkat Kapten Hanafie ditugaskan untuk ke Rusia dalam Misi untuk belajar Pilot Sukhoi yang dipesan Pemerintah Indonesia.
Ketika berpangkat Letkol, Hanafie tercatat sebagai Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Tanjungpinang yang ke-22.
Sebelum menjabat Komandan Pangkalan TNI AU Tanjungpinang, Hanafie juga pernah menjabat Kepala Indonesian Liaision Butter Worth di Malaysia.
Demikian Tribunnews.com mengutip laman Pewarta Indonesia berjudul "Profesional, Disiplin, Kebersihan dan Sejahtera adalah Visi Letkol (Pnb) MJ Hanafie," yang diterbitkan 29 Juli 2011 lalu.
Dalam laporan tersebut, Hanafie mengatakan bahwa sebagai Pilot Jet tempur Sukhoi, hanya negara Indonesia dan Cina yang diberi oleh negara produsen Sukhoi untuk melakukan gerakan kobra.
Pada Saat memiloti Sukhoi, Hanafie melukiskan dirinya melakukan gerakan patukan kobra pada titik saat jet tempur Sukhoi Su-27 tampak mendongak ke belakang, lalu 'mematuk' ke depan,sehingga gerakan pesawat udara tersebut nampak Indah sekali.
Hanafie mempunyai 4 Visi dalam menjalankan tugas sebagai Komandan Pangkalan TNI AU Tanjungpinang yaitu Profesional,Disiplin,Kebersihan dan KeSejahteraan untuk anggota.
Bila ada anggotanya yang melewati koridor tatanan di TNI, maka beliau tidak segan segan untuk mengambil tindakan terhadap anggotanya. (Diolah Dari Perwarta Indonesia)