TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menilai dalam ajang politik seperti Pilkada, anak muda masih dianggap sebagai objek pelengkap.
"Anak muda masih disebut sebagai penonton. Sebagai objek penambahan suara," ujar peneliti Perludem, Maharddhika, di Petogongan, Jakarta Selatan, Sabtu (24/3/2018).
Menurut Maharddihka, hal tersebut dikarenakan anak muda belum memiliki ideologi politik yang memadai. Sehingga hanya dijadikan objek penambah suara.
"Anak muda belum punya ideologi yang mapan. Sehingga menjadi objek yang rentan diraih suaranya," jelas Maharddihka.
Padahal dalam pemilu 2019, ada sekitar 55 persen pemilih muda yang terdaftar.
Selain itu, minimnya keterlibatan anak muda dalam politik disebabkan karena pemilih muda belum dapat menggabungkan referensi politik dengan diri mereka sendiri.