Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati mengatakan novel fiksi yang dikutip Prabowo Subianto mengenai 2030 merupakan sebuah peringatan.
Menurutnya, Indonesia sebagai sebuah negara, tidak akan memiliki arti tanpa memiliki kedaulatan.
Baca: Polisi Periksa Empat Saksi Kasus Pembakaran Pos Ormas di Bekasi
Apalagi, negara saat ini ketergantungan dengan negara lain untuk mengimpor bahan pokok.
"Itu sebuah peringatan, karena apa artinya negara kalau semuanya impor dan ketergantungan dengan negara lain?" jelasnya ketika diskusi di Hotel Mercure, Jakarta, Rabu (28/3/2018).
Alasannya, setiap tahun angka impor gandum luar biasa tinggi pada 2017 dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni mencapai 12 juta ton, tertinggi di dunia.
Baca: Sebut Pendukung Jokowi Jual-Beli Undangan Kahiyang, Pengguna Media Sosial Dipolisikan
Belum lagi, pemerintah juga sudah menerapkan impor garam yang terus meningkat.
Dari 2,1 juta ton pada 2016, meningkat 2,6 juta ton pada 2017 dan 3,7 juta ton pada 2018.
Baca: Sosok Pria AS Pembunuh Enen Cahyati Sering Berbuat Kasar, Pernah Menyekap Hingga Mencekik Korban
Pemerintah diharapkan segera mencari sebuah solusi untuk kondisi negara yang sudah mulai ketergantungan dengan negara lain.
"Pemerintah juga saya harap untuk jujur tentang ekonomi Indonesia saat ini," kata dia.