TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Ribka Tjiptaning mengatakan, tak semua aktivis buruh bisa mempertahankan idealismenya begitu masuk dalam sistem politik.
Beberapa anggota dewan yang berlatar belakang buruh bahkan terkesan diam saja begitu ditempatkan sebagai anggota dewan.
"Banyak aktivis yang dulu kritisnya luar biasa. Masuk parlemen, dia diam. Wakil buruh masuk parlemen, bicara buruh, diam," ujar Ribka dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (31/3/2018).
Baca: Nyak Sandang Penasaran Wajah Presiden Jokowi, Katanya Ganteng
Selain itu, kata Ribka, banyak perwakilan buruh di daerah yang menjadi staf ahli. Namun, kinerjanya tidak begitu bagus dalam memperjuangkan keinginan buruh. Menurut dia, apa yang terlihat dari luar belum tentu.mudah dijalankan di dalam.
"Jangan jadi seperti pengamat bola lah. Kalau di luar (pemerintahan) begitu memang. Saya saja geregetan sendiri kalau sudah masuk ke dalam," kata Ribka.
Ribka mengatakan, beberapa anggota DPR dari buruh takut menjadi vokal karena takut posisinya diganti. Oleh karena itu, ia mengajak aktivis muda yang kuat ideologinya untuk masuk ke parlemen. Dengan masuk menjadi legislator, maka akan dengan mudah mewakili aspirasi buruh.
"Mencalegkan orang harus yang konsiten, yang ideologinya tidak bergeser. Yang lolos, anak muda berani, kita lihat di parlemen dia larut tidak," kata Ribka.
Ribka mengatakan, sebagai elite yang mewakili buruh, jangan mudah diberi janji. Ia mencontohkan saat pemerintah menetapkan 1 Mei sebagai hari buruh, mereka yang selama ini kritis langsung bersorak girang.
Sementara tuntutan pokoknya belum terpenuhi. Bahkan, saat hari buruh disediakan panggung di depan istana, mereka juga senang.
"Padahal perjuangan belum selesai. Saya telepon tokoh-tokoh buruh. 'Ngapain lu ke istana, diseneng-senengin hari buruh mau aja'," kata Ribka.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Banyak Aktivis Dulunya Kritis Luar Biasa, Setelah Masuk Parlemen Diam"