Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo menyampaikan imbauannya kepada seluruh umat Katolik di Jakarta untuk menggunakan hak pilihnya secara benar dalam Pilkada, Pileg dan Pilpres mendatang.
Menurutnya, menggunakan hak pilih tidak hanya merupakan hak bagi tiap warga negara namun juga tanggung jawab terhadap siapa sosol calon pemimpin yang dipilih.
"Pendapat Gereja Katolik itu standar lah, menggunakan hak pilih, karena hak adalah tangggung jawab warga negara," ujar Ignatius saat ditemui di Gereja Katedral Jakarta, Jakarta Pusat, Minggu (1/4/2018).
Karena itu ia mengimbau agar umat Katolik memilih calon pemimpin yang sesuai dengan pilihan hati, bukan atas dasar paksaan.
"Karena itu pilihlah dengan cerdas sesuai suara hati, rumusnya kan gitu," jelas Ignatius.
Ignatius kemudian menjelaskan bahwa menggunakan hak pilih berdasar pada suara hati tentunya harus melihat rekam jejak (track record) dari calon yang akan dipilih.
Jika memiliki rekam jejak yang cenderung negatif, ia menyarankan untuk tidak dipilih.
Baca: Uskup Agung Jakarta: Kami Tidak Boleh Berpolitik, Nanti Kena Kartu Kuning
"Nah cerdas dengan suara hati kan tentu dengan analisa-analisa, melihat track recordnya (calon yang akan dipilih) seperti apa, yang jelek ya jangan dipilih," tegas Ignatius.
Nantinya, kata Ignatius, Wali Gereja Indonesia akan mengedarkan surat resmi terkait imbauan bagi umat Katolik dalam menggunakan hak pilih mereka.
"Pasti nanti akan ada edarannya secara resmi dari Wali Gereja Indonesia, biasanya sama (ada)prinsip-prinsip," kata Ignatius.