TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah menyerahkan keenam anak buah kapal (ABK) WNI yang menjadi korban penyanderaan di Benghazi, Libya, kepada pihak keluarga, Senin (2/4/2018).
Ronny William, salah satu korban mengatakan perjuangannya bersama kelima ABK lainnya ketika ditangkap kelompok milisi Benghazi sangatlah berat.
Semua barang pribadi miliknya, dirampas dan berpindah kepemilikan dalam sekejap mata.
Alat komunikasi, uang gaji yang selama ini ia kumpulkan, serta pakaian hingga celana dalam, diambil oleh para milisi tersebut.
Baca: Cerita Korban Sandera Kelompok Bersenjata Benghazi, Dirampas Harta Bendanya hingga Celana Dalam
Pria berusia 44 tahun ini bercerita dengan sorot wajah sendu, dengan mata sedikit berair.
Bahkan sesekali, suara paraunya terdengar seperti ia sedang menahan tangis.
Terlebih ketika dirinya menceritakan bagaimana mereka bertahan hidup selama 6 bulan penyanderaan di Benghazi, Libya.
Ia mengatakan menangkap ikan teri adalah cara mereka bertahan hidup.
"Selama 6 bulan penyanderaan kami bertahan hidup dengan menangkap ikan teri di sekitar kapal," ujar Ronny, dengan raut wajah berusaha menegaskan susahnya menangkap ikan berukuran kecil tersebut, Senin (2/4/2018).
Bila Anda berpikir semua ikan itu untuk disantap atau dikonsumsi mereka, Anda salah.
Pria berkumis asal Jakarta ini justru menjual sebagian hasil pancingan bersama kawan-kawannya itu.
Ia menjualnya melalui salah seorang milisi dari kelompok yang menyandera mereka.
Menurutnya, seorang diantaranya yang bertugas menjaga para sandera, terbilang cukup baik.