Ajang penghargaan Indonesia Content Marketing Awards (ICMA) 2018 telah usai digelar pada Rabu 11 April 2018. Acara yang diselenggarakan oleh Grid Story Factory dan Grid Voice di Ballroom Djakarta Theater ini menjadi pusat perhatian berbagai kalangan bisnis.
Tak kurang dari 350 perwakilan pelaku pemasaran dari beragam industri hadir. Juga para pejabat dari berbagai institusi pemerintahan ikut ambil bagian.
Perhelatan dibuka oleh CEO Kompas Gramedia, Andy Budiman serta Junior Respati Eko Putro selaku chairman ICMA 2018 dirangkai dalam satu kesatuan cerita.
Cerita dibangun dari pembacaan hasil riset oleh Dani Satrio dan Reiza Maspaitella. Head of Strategy di Grid Story Factory dan Grid Voice itu memaparkan hasil riset yang mengonfirmasi perubahan perilaku audiens dengan antisipasi dari brand.
Brand Terbaik dari Seleksi yang Panjang
Pada perhelatan ini, puluhan brand menerima penghargaan atas prestasi, inovasi, dan kreativitas yang diterapkan dalam menerapkan strategi content marketing sepanjang tahun 2017.
Penilaian dimulai dari seleksi terhadap 3.597 brand yang memiliki owned media berupa website, media sosial, maupun in-house magazine.
Aspek yang dinilai cukup komprehensif. Mulai dari performa engagement, kualitas konten, dan estetika visual baik di website maupun media sosial yang saat ini dikelola. Untuk penilaian in-house magazine terdapat perbedaan aspek penilaian yang meliputi kualitas desain visual, kualitas cover, dan kualitas konten halaman isi.
Brand yang terpilih memperoleh penghargaan telah melalui seleksi penilaian ketat dewan juri. Antara lain: Sapto Anggoro (CEO Tirto.id), Dennis Adhiswara (CEO Layaria Network), Borrys Hasian (Design Lead Grab Southeast Asia), Abang Edwin SA (Business Director Bubu.com), Wisnu Nugroho (Editor in Chief Kompas.com), dan Eddy Suhardy (ICMA Head Judge).
“Skor-nya sangat ketat. Boleh dibilang, semua brand atau institusi yang masuk dalam daftar nominee adalah yang sudah sangat baik menjalankan strategi konten terutama di berbagai media dalam pengelolaan brand,” ujar Eddy Suhardy.
Cerita Social Bakers dan Youth Lab
Selain penyerahan penghargaan, terdapat sesi “Content Marketing Talk” yang menceritakan tentang optimalisasi media sosial.
Dengan tema “How to Optimize Your Social Media Presence”, Britanny Bott dari Social Bakers dalam presentasinya menceritakan, “Saat ini, mengelola media sosial mengaharuskan kita untuk kreatif dan fleksibel. Fakta menunjukkan bahwa strategi yang optimal dijalankan hari ini belum tentu akan relevan di waktu besok.
Selain itu, tetaplah bereksperimen dengan variasi fitur di media sosial yang Anda gunakan.” tuturnya. Lalu bagaimana karakteristik market hari ini?
Dr. Muhammad Faisal M.Si dari Youth Laboratory Indonesia memaparkan hasil risetnya. Faisal menjelaskan bahwa terdapat kecenderungan perubahan pola pikir antara generasi anak muda saat ini dan generasi pemuda yang akan datang.
Ia mengatakan, “Tren remaja mengalami pergeseran dari yang semula lebih pasif dan cenderung konsumtif. Kini mereka mulai mencari sosok yang dinilai memiliki kesamaan cara berpikir, ingin menjadi bagian dari komunitas, serta berusaha lebih memaknai informasi yang mereka dapatkan, bukan hanya sekedar mengetahui.”
Penjelasan hasil riset dari Faisal sangat selaras dengan presentasi dari Dani Satrio dan Reiza Maspaitella. Dua presenter yang tampil di awal sesi menjelang awarding mengungkapkan pentingnya perubahan perilaku audiens dalam penyusunan strategi konten untuk mendekati mereka.
“Brand harus senantiasa menyesuaikan konten yang diberikan dengan perubahan-perubahan dalam audiens, termasuk pemilihan saluran distribusi konten di customer journey mereka,” kata Dani Satrio.
Sementara Reiza Maspaitella mengingatkan bahwa sudah selayaknya brand berlaku cermat dalam pemilihan influencer. Hal itu disebabkan, bahwa pada dasarnya audiens tidak terlalu hirau jumlah follower, tapi lebih mementingkan relevansi konten yang disiarkan seorang influencer dengan dirinya.
“Tahun ini adalah tahun ‘The Power of Influence’ dan terbukti banyak brand sudah menggunakan influencer dalam pendistribusian kontennya,” jelas Reiza.
Dalam ICMA 2018, 36 brand keluar sebagai juara dari 12 kategori industri. Lalu ada lima brand yang berhak mendapatkan special award, masing-masing untuk Best Corporate Website, Best Use in
Website, serta “Best Use” di Facebook, Instagram dan Youtube. Sementara untuk Best Inhouse Magazine ada enam majalah yang diterbitkan berbagai institusi bisnis, pemerintahan dan BUMN.
Adapun yang berhak menyandang gelar sebagai yang “terbaik” di seluruh kategori industri tahun ini adalah brand apparel dan perlengkapan aktivitas luar ruang, Eiger. Hasil penghitungan poin dari seluruh juri menunjukkan bahwa Eiger meraih skor tertinggi dan memperoleh predikat terbaik untuk ICMA 2018.
Info selengkapnya terkait Indonesia Content Marketing Awards 2018 dapat diakses melalui tautan ini.