TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Misteri kasus pembunuhan terhadap purnawirawan TNI AL, Hunaedi (83), di kediamannya Jalan Kayu Manis, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (5/4/2018) akhirnya terungkap.
Ternyata pembunuhan tersebut bermotif perampokan dengan pelaku Supriyanto (20).
Baca: Pembunuh Pensiunan TNI AL Habisi Korbannya karena Tergiur Uang Rp 200 Ribu
Sejumlah fakta pun terungkap seiring dengan penangkapan tersangka.
Tribunnews.com merangkum sejumlah fakta menarik terkait kasus perampokan dan pembunan terhadap Hunaedi.
Kronologi penangkapan pelaku
Penangkapan Supriyanto berawal dari keributan yang terjadi di wilayah Pondok Labu, Rabu (11/4/2018) malam sekira pukul 01.00 WIB.
Kemudian Kepolisian Sektor Cilandak mendatangi lokasi keributan tersebut dan didapati ada dua orang yang terlibat keributan.
"Bahwa terjadi keributan beberapa orang ribut. Tim dari Polsek mengklarifikasi keributan itu. Di sana ditemukan dua orang sedang ribut," ujar Kapolres Jakarta Selata Kombes Pol Indra Jafar di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Kamis (12/4/2018) sore.
Dari dua orang yang diamankan, seorang pelakunya memiliki ciri-ciri yang mirip dengan orang yang sedang dicari polisi terkait pembunuhan Hunaedi.
Ciri tato tribal menjadi petunjuk kepolisian mengungkap pelaku pembunuhan Hunaedi.
"Seseorang dengan ciri-ciri khusus dengan tato di lengannya. Saat itu juga kita amankan," ujar Indra.
Kemudian, Supriyanto dibawa ke Polsek Cilandak karena dicurigai sebagai pelaku pembunuhan.
Ia diperiksa secara intensif di Polsek, kemudian dipindahkan ke Polres Metro Jakarta Selatan.