Wajah mirip, ditambah publikasi media, menjadikan Gempar seperti selebritas. Efek positifnya, banyak orang merasa segan.
Misalnya ketika Gempar berhubungan dengan birokrasi, orang akan menolak pemberian amplop sekadar sebagai tanda terima kasih.
"Katanya mereka merasa tidak enak menerima uang dari anak Proklamator," tutur Gempar menirukan orang-orang itu.
(Intisari-Online.com/Moh. Habib Asyhad)
(Artikel ini pernah tayang di Intisari-Online.com dengan judul, Gempar, Anak Bung Karno yang Pernah Jadi Kondektur Bemo dan Jualan Es di Manado dan Majalah Intisari November 2009 dengan judul Mengapa Saya Bernama Gempar Soekarno Putra)