TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei Kompas yang terbaru menunjukkan bahwa kepuasan publik kepada pemerintahan Jokowi naik dan tembus 70 persen lebih.
Demikian pula tingkat elektabilitas Jokowi ikut naik di atas 50 persen.
"Angkanya sekarang sudah di atas 55 persen, lumayan aman," ujar Wasekjen DPP Partai Hanura Tridianto, Senin (23/4/2018).
Sementara elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menjadi penantang terkuat petahana justru mengalami penurunan.
"Melihat hasil survei ini Pak jokowi tidak boleh berpuas diri dan tidak boleh lengah," ujar Tridianto.
"Justru harus makin kerja keras biar rakyat tambah lagi puasnya kepada Pemerintah," dia menambahkan.
Baca: Survei Kompas: Jokowi 55,9 Persen, Prabowo 14,1 Persen
Menurut Tridianto, politik itu dinamis dimana elektabilitas bisa naik dan turun.
"Jadi ya kudu dijaga agar tidak turun. Caranya ya bikin rakyat makin senang dan puas. Kalau rakyat senang dan puas ya gak ada yang bisa mengalahkan," katanya.
Kalaupun ada poros baru calon presiden di luar Jokowi dan Prabowo, Tridianto mengatakan silakan saja.
Meskipun misalnya poros ketiga itu katanya mau dibikin oleh Ketua Umum Demokrat SBY.
"Masih dibikin poros ini dan itu, mau Pak SBY bilang akan ada pemimpin baru, kalau rakyat puas kepad kerja-kerja Pemerintah, ya Pak jokowi akan terpilih lagi. Tidak bisa dibendung," ujar Tridianto.
"Makanya makin fokus kerja saja, biar Pak jokowi makin dipercaya rakyat," dia menambahkan .
Survei Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Presiden Joko Widodo mengalami kenaikan.
Sementara elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menjadi penantang terkuat petahana justru mengalami penurunan.
Dikutip dari Kompas hari ini, Senin (23/4/2018), responden yang memilih Jokowi apabila pilpres digelar saat ini mencapai 55,9 persen.
Angka itu meningkat dibandingkan dengan enam bulan sebelumnya, elektabilitas Jokowi masih 46,3 persen.
Sementara itu, potensi keterpilihan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto 14,1 persen, turun dari hasil survei enam bulan lalu yang merekam angka 18,2 persen.
Survei ini dilakukan pada 21 Maret-1 April 2018 sebelum Prabowo menyatakan kesiapannya maju sebagai calon presiden di Rakornas Partai Gerindra, 11 April lalu.