TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga riset Indikator Politik Indonesia, merilis hasil surveinya mengenai elektabilitas calon presiden 2019.
Berdasarkan survei yang digelar 25-31Maret 2018, bila pemilihan presiden hanya menghadirkan dua pasangan calon yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto, maka calon presiden petahana akan menang telak.
Jokowi memperoleh angka 60,6 persen sementara prabowo 29 persen. Sementara yang menyatakan tidak tahu sebesar 10,4 persen.
"Jika jokowi head to head berhadapan dengan Prabowo, dukungan yang diberikan pada masing masing calon sejak 6 bulan lalu tidak banyak berubah," kata DirekturEksekutif Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi di Kantornya, Kamis, (3/5/2018).
Hasil tersebut berbeda dengan hasil survei serupa yang digelar pada September tahun lalu, yang mana pada survei sebelumnya Jokowi memperoleh angka 56,9 persen dan Prabowo 31,3 persen.
"Prabowo cukup besar perolehannya, padahal belum ngapa-ngapain, berbeda dengan Jokowi yang sudah keliling," katanya.
Tidak hanya itu, Jokowi juga unggul dalam elektabilitas bila Pemilihan presiden tidak head to head. Melalui pertanyaan kepada responden mengenai 'siapa yang akan dipilihan sebagai presiden bila Pemilu digelar sekarang', sebanyak 39,9 persen memilih Jokowi, Prabowo Subianto 12, persen, Anies Baswedan 0,9 persen, dan Tuan Guru Bajang, Gatot Nurmntyo, serta Hary Tanoesudibjo. Masing-masing 0,7 persen.
Sementara bila pertanyaan yang diajukan semi terbuka dengan menyebut nama nama calon presiden makan elektabilitas Jokowi yakni 51,9 persen, Prabowo Subianto 19,2 persen, Anies Baswedan 2,2 persen,Agus Harimurti Yudhoyono 2 persen, Gatot Nurmantyo 1,7 persen.
Survei yang dilakukan Indikator tersebut melibatkan 1200 responden yang dipilih menggunakan teknik multi stage random sampling. Responden yang terlibat yakni mereka yang berumur 17 tahun atau lebih.
Adapun survei menggunakan teknik wawancara tatap muka. Survei memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error, plus minus 2,9 persen.