TRIBUNNEWS.COM - Kerusuhan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, masih menyisakan duka bagi keluarga para korban.
Pasca kejadian ini, para narapidana teroris dari Rumah Tahanan Negara (Rutan) Mako Brimob Depok dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Sedikitnya 145 narapidana tindak pidana terorisme telah dipindahkan ke tiga Lapas di Pulau Nusakambangan, Kamis (10/5/2018).
Sebanyak delapan bus yang membawa napi tiba di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah pada pukul 17.20 WIB.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami mengatakan, pembinaan dan pengamanan akan diterapkan sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku.
Pasalnya, lapas di Nusakambangan dinilai paling cocok untuk menampung para napi teroris yang telah membuat kerusuhan di Rutan Cabang Salemba, Mako Brimob Depok itu.
Kemungkinan melarikan diri dari lapas ini snagat kecil karena letaknya yang berada di pulau terpencil di sisi selatan Jawa.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut 7 fakta di balik kengerian penjara Nusakambangan yang bikin napi nggak betah.
1. Tidak ada sinyal seluler
Temuan ponsel di kamar napi Lapas Batu Nusakambangan untuk menyelundupkan 1,2 juta pil ekstasi tahun lalu menjadi penyebab ditiadakannya sinyal seluler di pualalu ini.
Nusakambangan dibuat zero sinyal, blank spot dan tanpa sinyal.
Meskipun begitu, masih ada fasilitas telepon umum bagi napi berkelakuan baik.
Mereka bisa menelepon keluarga intinya, namun dengan pengawasan ketat.
2. Suasana mistis
Berada di sebuah pulau lepas pantai, kondisi Nusakambangan sangat mengerikan karena dikelilingi hutan lebat dan tembok berduri.
Penjara yang sudah ada sejak zaman Belanda ini punya banyak tempat dengan bangunan tua yang tampak horor.
3. Penjagaan ekstra maksimal
Sama seperti Alcatraz atau pun Guantanamo, Nusakambangan secara tidak langsung dikhususkan bagi napi dengan kejahatan berat.
Misalnya teorisme, pembunuhan berencana kelas tinggi yang melibatkan orang penting, dan sebagainya.
Maka tak heran kalau beberapa sel dilengkapi dengan keamanan super maksimal.
Ada yang dijaga oleh pasukan bersenjata lengkap, sampai sel isolasi untuk napi yang sering berulah.
4. Tempat eksekusi mati
Sebuah tempat bernama Lembah Nirbaya di pulau ini mungkin menjadi momok para napi.
Pasalnya, lembah tersebut menjadi lahat tempat dilangsungkannya eksekusi mati.
Lembah Nirbaya menjadi tempat terakhir bagi terpidana mati dan tidak mungkin ada kesempatan bagi mereka untuk meloloskan diri.
5. Kengerian lapas Gliger
Di Nusakambangan terdapat dua lokasi yang kerap menjadi tempat eksekusi.
Pertama adalah di perkebunan jeruk Lembah Nirbaya dan bekas bangunan Lapas Gliger.
Di lokasi ini, terpidana mati kasus pembunuhan sadis, Antonius Rio Alex Bulo alias Rio Martil meregang nyawa.
6. Tempat eksekusi mati dirahasiakan
Di Lembah Nirbaya, ada kebun jeruk milik koperasi Nusakambangan yang dirawat beberapa pekerja.
Biasanya, beberapa minggu sebelum dilaksanakan eksekusi mati, para pekerja diminta mengungsi.
Namun, tidak satu pun pekerja kebut atau bahkan sipir yang tahu titik pasti eksekusi.
Yang jelas, mereka dilarang mendekati lokasi tersebut.
7. Seluruh Nusakambangan adalah daerah steril
Ya, tidak sembarang orang bebas keluar masuk pulau itu.
Mungkinkah ada napi yang bisa kabur lewat laut?
Tahun 2000 lalu, dua kontainer berisi ular kobra dibuang di Nusakambangan.
Selain dikelilingi laut, hewan buas juga tersebar di pulau ini.
(TribunTravel.com/rizkytyas)
Berita ini sudah tayang di TribunTravel.com dengan judul 7 Fakta Kengerian Lapas Nusakambangan, Sistem Penjagaan Ekstra Hingga Tersebar Hewan Buas