Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Tito Karnavian menyebut empat pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya adalah satu keluarga.
Menurut Tito, para pelaku yang mengendarai dua sepeda motor, sebenarnya berjumlah lima orang.
Namun seorang lagi adalah anak kecil berusia delapan tahun yang duduk di jok depan sepeda motor terlempar dan selamat.
Baca: Tebar Keceriaan Kepada Anak-Anak, Iriana Bergojet Hingga Berikan Empat Laptop
"Pelaku ya inisial TM dan mereka sekeluarga lagi,bapak, ibu, dan anak-anaknya," ujar Kapolri dalam konferensi persnya di Media Center Polda Jatim,di Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5/2018).
"Yang satu lagi selamat," ucap Tito lebih lanjut.
Kini anak berusia 8 tahun itu sedang mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara.
"Dirawat dulu,traumanya.Kalau sudah bisa diajak bicara nanti kita dalami lagi,"jelasnya.
"Karena dia yang paling penting,"jelasnya.
Baca: Jokowi Harap Peningkatan Dana Desa dapat Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa
Bukan itu saja, Kapolri menjelaskan bom meledak dari lantai lima rusun Rusun Wonocolo, Sidoarjo, Minggu malam juga dilakukan satu keluarga.
Para pelaku satu Kartu Keluarga (KK) beranggotakan enam orang.
"Ada enam orang, semuanya satu keluarga. Ayah, ibu, dan empat orang anaknya. tapi ini data sementara," jelas Kapolri.
Baca: Dari Ibu Setan Sampai Panci, Inilah Deretan Nama-nama Bom Para Teroris
Dari enam itu, ada tiga orang yang meninggal dunia, yakni ayah, ibu dan seorang anaknya.
Sementara tiga anak lainnya sudah dilarikan ke RS Siti Khodijah.
Satu anak laki-laki selamat.
Saat petugas datang, pria laki-laki yang bernama Anton itu masih memegang ransel berisi bom.
Menurut Kapolri, kejadian ini sama dengan pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, yakni dilakukan satu keluarga.
"Pelaku diduga satu keluarga," ungkap Kapolri.
Baca: Sosok Keluarga Bomber Kualat di Rusun Sidoarjo, Tak Dikenal Tetangga
Sebagaimana diketahui bom pertama meledak sekitar pukul 07.30 WIB di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, Surabaya.
Selang sekitar lima menit kemudian bom kedua meledak di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno dan tidak lama kemudian bom meledak di gereja GKI di jalan Diponegoro.
Menurut Kapolri, pelaku yang menyerang di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya yang menggendarai Mobil Avanza adalah bapaknya, bernama Dita.
Dita melakuakn serangan bom bunuh diri dengan cara menabrakkan mobil yang dikemudikannya ke Gereja Pantekosta.
"Diduga keras Dita," tegas Kapolri.
Namun sebelum melakukan aksinya, Dita terlebih dahulu mengantar isteri dan dua anak perempuannya di Gereja GKI Jalan Diponegoro.
"Istrinya yang diduga meninggal bernama Puji Kuswati. Kemudian anaknya yang perempuan berumur 12 tahun dan Pamela Rizkita (9 tahun)," ujar kapolri.
Di lokasi ledakan ketiga di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, kata Kapolri, pelakuanya adalah dua laki-laki yang juga merupakan putera dari Dita.
"Putera dari pak Dita, yang satu namanya Yusuf Fadil, usianya 18 tahun. Dan Firman, usianya 16 tahun," jelas Kapolri.
Terkait bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya, sebanyak sepuluh korban luka-luka.Terdiri dari empat orang personil Polri dan enam warga sipil dalam bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018).
Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barun menjelaskan, empat personil polri yang menjadi korban luka-luka sudah dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara.
"Personil Kepolisian yang sudah kita rujuk ke RS Bhayangkara, 4 anggota terluka," ujar Kombes Frans Barung kepada wartawan di media center polda Jatim, Senin (14/5/2018).
Demikian pula dengan enam masyarakat yang ingin memperoleh pelayanan di Polrestabes Surabaya sudah dirujuk ke Rumah Sakit untuk mendapat perawatan medis.
"Ada juga masyarakat yang terluka. Masyarakat yang terluka ada enam orang," jelasnya.
Polda Jawa Timur menjelaskan bom meledak di luar area Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) pukul 08.50 WIB.
Kombes Frans Barung menjelaskan pelaku yang membawa sepeda motor dan membonceng seorang perempuan, meledakkan bom di plang pintu masuk Mapolrestabes.
"Di luar area. Berarti di luar mako. Di plang masuk di situ. Sebelum lapangan di mapolrestabes Surabaya," ujar Kombes Frans Barung.
"Kalau liat CCTV membonceng perempuan," tambahnya.