TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pelaku pengeboman Polrestabes Surabaya, Senin (13/5/2018), adalah lima anggota keluarga.
Empat di antara mereka telah tewas, sementara si bungsu AAP masih hidup.
Dalam video yang beredar, AAP tiba-tiba bangkit berdiri lalu berjalan sempoyongan sesaat setelah bom meledak.
"Untuk saat ini anak pelaku sedang dirawat intensif di RS Bhayangkara," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Barung Mangera di Media Center Polda Jatim.
Keluarga pelaku aksi bom bunuh diri rupanya tinggal di Jalan Tambak Medokan Ayu VI, Surabaya.
Baca: Kepolisian Meringkus 13 Terduga Teroris di Jawa Timur
Sang kepala keluarga, Tri Murtiono merupakan pengusaha teralis besi yang baru empat bulan tinggal di lingkungan tersebut.
Menurut Suwito, Ketua RT/RW 08/02, Tri Murtiono tertutup, meski sempat sesekali ikut kegiatan warga, seperti siskamling.
"Orangnya biasa aja, kesehariannya interaksi juga kurang, jadi tertutup," ungkap Suwito pada TribunJatim.com, Selasa (15/5/2018).
Keluarga itu juga disebutkan kerap pergi keluar setelah maghrib dan tak ada yang tahu kapan pulangnya.
"Setahu saya mereka justru keluar. Setelah magrib keluar dan gak tahu pulangnya kapan," pungkas Suwito.
Di rumah yang mereka tinggali bahkan tak pernah terlihat ada tamu atau perkumpulan.
"Tidak pernah mengundang orang, di samping itu (rumah) ada musala dan gak pernah terlihat (ada kegiatan perkumpulan)," jelas Suwito.
Baca: Sepenggal Kisah Haru Daniel Pelajar SMP yang Tewas Usai Sempat Halangi Mobil Pembawa Bom, Sedih!
Rumah dua lantai itu mereka kontrak selama tahun dengan harga Rp 32 juta lewat jual beli online.
"Ngontrak dua tahun seharga Rp 32 juta tapi baru dibayar sekitar Rp 16 sampai 20 juta."
"Lewat jual beli online, ketemu sekali sama pemilik rumahnya," kata Hamid Ketua RW 02 Medokan Ayu saat ditemui di lokasi.
Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 berencana melakukan penggeledahan di rumah tersebut hari ini, Selasa (15/5/2018).
Simak video di atas.(Tribun-Video.com/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana)