TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus teror bom di Surabaya beberapa hari lalu membuat bangsa Indonesia kini kembali dituntut ekstra waspada terhadap tindakan radikalisme dan terorisme.
Pasalnya, teror-teror tersebut tidak lain bertujuan untuk mengganggu ketentraman dan ingin memecah belah persatuan NKRI. Apalagi tiga bulan lagi, Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018.
Hal itulah yang kini menjadi fokus pemerintah, selain memberantas terorisme sampai ke akarnya. Khusus untuk persiapan Asian Games, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan kementerian serta lembaga terkait dikumpulkan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani dalam forum Rapat Koordinasi Persiapan Pengamanan Asian Games di kantor Kementerian PMK, Jakarta, Kamis (17/5/2018).
“BNPT siap all out untuk mendukung Asian Games 2018. Tadi ibu Menko PMK menggelar koordinasi fokus menyangkut masalah pengamanan. Itu dilakukan sebagai antisipasi dan memastikan pesta olahraga negara-negara Asia itu berjalan tanpa gangguan teror,” ujar Kepala BNPT Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, usai pertemuan tersebut.
Selain Kepala BNPT, hadir dalam rapat itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendi, Wakapolri yang juga CdM Kontingen Indonesia Komjen Pol. Syafruddin, Deputi Kemenpora Gatot Dewobroto, Wakil Ketua Inasgoc Mayen TNI (purn) Sjafrie Sjamsoeddin, Ketua Inapgoc Raja Sapta Oktohari, dan perwakilan dari Kemenlu, BSSN, dan PPK GBK.
Menurut Suhardi Alius, dalam rapat yang berlangsung selama kurang lebih dua jam itu, dibahas sangat detil terkait pengamanan Asian Games. Pasalnya, Asian Games 2018 tinggal tiga bulan, sementara akhir-akhir kondisi Tanah Air justru diguncang aksi teror bom Surabaya.
“Tiga bulan lagi kita harus siap menyiapkan segala aspek keamanan, apalagi dengan situasi sekarang ini. Semua kita bahas dengan detil seperti masalah keamanan, penempatan atlet, VIP, venue. Itu kita identifikasi, terus apa yang mesti kita lakukan. Intinya, semua sudah berkolaborasi dengan baik,” tukas Suhardi Alius.
Intinya, lanjut mantan Sestama Lemhanas ini, ia dan seluruh kementerian dan lembaga terkait seperti TNI dan Polri, telah bertekad mengawal Asian Games 2018 agar aman dan lancar. Bahkan pihaknya tidak segan untuk meniru slogan “Zero Attack, Zero Accident” seperti yang pernah dilakukan Korea Selatan saat menggelar Asian Games Incheon 2014 dan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018.
“Sangat ketat, siapapun yang tidak pakai ID Card, tidak boleh masuk. Motonya “zero attack dan zero accident”. Kita akan mencontoh yang baik. Kenapa tidak?” ungkapnya.
Komjen Suhardi menambahkan pihaknya sangat konsen dengan persiapan keamanan Asian Games 2018 ini. Apalagi semua acara-acara internasional seperti Asian Games ini selalu menjadi incaran teroris untuk melakukan teror. Artinya, potensi ancaman itu selalu ada, sehingga langkah antisipasi, kewaspadaan, dan sinergi berbagai pihak perlu terus dilakukan demi kelancaran acara ini.
Ia mengingatkan Piala Dunia 2018 di Rusia juga sudah lama diancam oleh kelompok militan, terutama ISIS. Fakta ini harus menjadi suatu pemahaman agar bisa diantisipasi dengan baik. Karena itulah masalah keamanan ini harus benar-benar diperkuat, tanpa celah.