Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo bercerita terkait kejamnya terorisme yang melibatkan anak-anaknya saat beraksi di beberapa daerah.
"Saya ingin bercerita sedikit mengenai terorisme, baik yang di Mako Brimob, Surabaya, Sidoarjo dan baru-baru ini di Riau, saya ingin cerita betapa peristiwa kemarin tanpa kita sadari telah membawa anak-anak dalam peristiwa itu," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (18/5/2018).
Baca: Angkutan Motor Gratis KAI Tersisa 2 Persen Dari Kuota
Jokowi yang mengundang para pejabat negara serta kalangan pengusaha ke Istana Negara untuk berbuka puasa bersama, menyampaikan apa yang dilihatnya saat meninjau langsung lokasi bom dan rumah sakit di Surabaya, Jawa Timur.
"Saya lihat langsung, betapa hancurnya tubuh dua orang anak pelaku bom, tapi menurut saya ini korban juga yang bernama Pamela dan Fadilah, hancur semua tubuhnya, tingga sini ke atas," ujar Jokowi.
Baca: Warga Tolak Pemakaman Pelaku Bom Gereja, Tri Rismaharini Minta Fatwa MUI
Selain itu, kata Jokowi, bom di Surabaya turut merenggut nyawa anak-anak yang akan beribadah yaitu Nathan dan Evan yang berumur masih 8 tahun serta 12 tahun.
"Kemudian yang di Poltabes Surabaya, korbannya juga Aisyah umurnya 8 tahun, lalu di Sidoarjo korban masih di rawat, Gafara masih 10 tahun, Faisal 11 tahun," tutur Jokowi.
"Saya hanya ingin ingatkan, ini artinya ideologi kejam ini telah masuk dalam sendi keluarga kita, keluarga di Indonesia, ini harus hati-hati di sini," tambah Jokowi.
Baca: Pelibatan TNI Dalam Menumpas Terorisme Tergantung Aturan Dalam Keputusan Presiden
Jokowi menilai, seharusnya anak-anak tersebut bermain bersama teman-temannya di halaman rumah atau gang dekat rumahnya.
"Masih dalam posisi senang-senangnya sekolah dan juga sedang-senangnya berkumpul dengan keluarga, temannya, ini yang ingin saya garisbawahi adalah betapa kejam dan kejinya ideologi terorisme yang sudah membawa anak-anak dalam kancah aksi-aksi mereka," paparnya.