Laporan wartawan tribunnews.com, Wahyu Firmansyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada 21 Mei 1998 Soeharto menyerahkan kekuasaannya kepada Wakil Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie, Gerakan reformasi memaksa Soeharto jatuh.
Pada saat penyerahaan kekuasaan Habibie menegaskan tidak pernah punya masalah dengan Soeharto.
"Baik, Saya tidak ada masalah dengan pak Harto," ujar Habibie di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (21/5/2018).
Anggapan mengenai hubungan yang tak baik antara Habibie dengan Soeharto bukan hal baru, anggapan ini muncul karena sejak peristiwa 21 Mei 1998 Soeharto dan BJ Habibie tidak pernah bertemu lagi.
Baca: Kenali Cedera Tangan dan Bahu Agar Mendapat Penanganan yang Tepat
Habibie mengatakan jika tidak pernah ada masalah dengan Soeharto dan keluarganya, menurutnya dia tidak pernah merencanakan akan jadi Presiden, dia hanya merencanakan untuk menjadi Guru Besar.
"Saya pribadi, tidak ada masalah dengan Pak Harto dan seluruh keluarganya. Karena kita orang berbudaya. Manusia merencanakan, tuhan menentukan. Saya tidak pernah merencanakan jadi menteri, apalagi jadi presiden. Satu yang saya rencanakan, mau jadi guru besar," katanya.