News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Golkar Akui Sulit Dapat Keuntungan Elektoral dari Dukungan Kepada Jokowi

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

politisi Golkar Ace Hasan Syadzily usai dilantik sebagai Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, di Ruang Rapat Komisi VIII, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (28/3/2018).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily tidak menampik bila partainya sangat sulit mendapatkan efek ekor jas (Coattail Efect) dari Joko Widodo ( Jokowi ) di Pemilu mendatang. Karena menurutnya Jokowi sebagai kader PDIP sudah menempel dibenak masyarakat.

"Memang tidak mudah untuk dapat efek ekor jas karena asosiasi publik terhadap Pak Jokowi sebagai kader PDIP masih sangat tinggi," ujar Ace di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (22/5/2018).

Meskipun demikian menurut Ace, Golkar terus berusaha agar dukungan kepada Jokowi di Pilpres ‎2019 ikut mendongkrak keterpilihan partai Golkar di pemilu Legislatif. Salah satunya dengan membentuk relawan GoJo yang merupakan akronim dari Golkar-Jokowi.

‎"Golkar Jokowi, Itu sebenarnya konteksnya ada dua hal pertama kita ingin mencoba untuk mengasosiasikan Jokowi dengan Partai Golkar, dua, bagaimana menjadikan Pak Jokowi sebagai calon presiden dari Partai Golkar, yang kedua tentu kita juga melakukan konsolidasi," katanya.

Ace mengatakan konsolidasi diperlukan karena Golkar bukan‎lah partainya yang bergantung pada tokoh atau sosok, melainkan kepada mesin partai.

‎"Jadi ya kita berusaha untuk terus mengasosiasikan dengan Pak Jokowi secara maksimal," pungkasnya.

‎Sebelumnya berdasarkan survei Charta Politika, hannya PDIP dan Gerindra yang mendapatkan keuntungan signifikan karena mengusung Calon Presidennya masing-masing.

Sementara partai lain belum mendapatkan hasilnya. Salah satunya Golkar yang mayoritas responden memilih Golkar bukan karena faktor Jokowi melainkan karena faktor kebiasaan. Berbeda dengan PDIP yang 36,4 persen responden tertarik dengan partai berlambang kepala banteng tersebut karena faktor Jokowi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini