TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney Jones melihat terdapat perubahan pola yang dilakukan teroris khususnya kelompok pro ISIS.
Perubahan pola yang dimaksud adalah penggunaan perempuan semakin diandalkan dalam melakukan serangan bom.
"Jadi memang ada evolusi dan sulit kembali ke masa lalu, perempuan akan main suatu peranan penting di masa depan," ucap Jones di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Selasa (22/5/2018).
Baca: Presiden: Terorisme Harus Dihadapi dengan Cara Luar Biasa
Menurut Jones, salah satu alasan dilibatkannya perempuan dalam aksis teror yakni motivasi pribadi dari pelaku.
"Perempuan mulai seperti didorong lebih aktif lagi karena motivasi pribadi dan keluarga," ujar Jones.
Alasan berikutnya, yakni penampilan perempuan jarang dicurigai sebagai pelaku teror.
"Kemudian laki-laki melihat perempuan sebagai orang yang tidak akan dicurigai," ujar Jones.
Selain itu Jones pun memprediksi tidak akan ada lagi aksi teror bom yang dilakukan satu keluarga seperti di Surabaya.
Sebab atas kejadian itu membuat banyak orang terkejut.
"Tidak ada keluarga lagi dari kelompok ini, asumsi kami. Kita tidak akan melihat keluarga lain terlibat. Ini tidak akan terjadi ke depan karena orang-orang begitu shock," ujar Jones