News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

NU Care bersama LAZISNU Luncurkan Program Pemberdayaan Kaum Difabel

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Duduk di bangku bambu, Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri berbincang santai dengan Suwarji dan Supono Duta, dua penyandang difabel (tuna daksa), di Rumah Bloger Indonesia (RBI), kawasan Jajar, Solo, Jawa Tengah, Selasa malam (7/11/2017).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - NU Care bersama LAZISNU, dua lembaga sosial keagamaan yang bergerak dengan mengoptimalkan dana Zakat, Infak, dan Sedekah di bawah Nahdlatul lama, Ulama, menggulirkan program Difabel Berdaya.

Program ini diarahkan untuk memenuhi tujuan pemberdayaan difabel sesuai amanat UU No. 8 Tahun 2016.

Ketua NU Care-LAZISNU M Sulton Fathoni menyatakan, dalam setahun terakhir ini lembaganya fokus melakukan pemberdayaan ekonomi kepada para difabel di Kabupaten Blora, yang tergabung dalam komunitas Difabel Blora Mustika (DBM).

Pemberdayaan oleh NU Care-LAZISNU berupa penyaluran alat produksi, pelatihan internet marketing, dan pelatihan produksi batik dengan mendatangkan pengrajin-pengusaha batik yang berpengalaman.

“Strategi pemberdayaan difabel melalui fasilitasi dan penguatan kelompok difabel ini  jauh lebih efektif dan berdampak luas dibandingkan program penyantunan semata, ” katanya.

Komunitas DBM yang berdiri sejak tahun 2011, saat ini telah memiliki dan memberdayakan  700 difabel melalui pengembangan kerajinan batik. Kini, para difabel di Blora itu berhasil memproduksi 20 motif batik tulis dan 25 batik cap khas Blora.

Baca: Citilink Layani Penerbangan Via Bandara Kertajati Saat Peak Season Lebaran

Para difabel juga mampu memberdayakan ekonomi masyarakat non difabel melalui berbagai pelatihan dan usaha batik.

Ghofur (33), salah seorang pendiri DBM, memang berharap agar komunitasnya bisa menjadi pelopor permberdayaan bagi para penyandang disabilitas untuk bisa hidup mandiri.

Berkat keuletan dan optimisme, pada awal tahun 2018, Ghofur bersama anggota Komunitas DBM lainnya berhasil berjumpa langsung dan mengenalkan karya batiknya kepada Presiden RI Joko Widodo.

Sulton menambahkan, kini komunitas DBM mengembangkan JPZIS (Jaringan Pengelola Zakat, Infak, Sedekah) NU, dengan beberapa program seperti santunan anak yatim dan pemberian beasiswa bagi siswa kurang mampu.

Manajer Fundraising NU Care-LAZISNU Nur Rohman menyatakan, selain program Difabel Berdaya, NU Care-LAZISNU juga mengembangkan beberapa program inispiratif lainnya selama Ramadhan.

D antaranya, Ngaji di Lapas, Santunan Yatim dan Dhuafa, Bedah Rumah Ibadah dan Gerakan Rumah Ibadah Beriman.

NU Care-LAZISNU juga menggalang ZIS masyarakat untuk mendukung program-program tersebut, di antaranya melalui aplikasi Koin (kotak infak) NU, jual beli sambil berdonasi via Goodly.id, pemanfaatan crowdfunding kitabisa.com, serta melalui skema caused related marketing dan uang kembalian bekerja sama dengan beberapa perusahaan.

Melalui strategi yang inovatif, NU Care-LAZISNU menargetkan penghimpunan ZIS secara nasional sebesar Rp 500 miliar selama Ramadhan dengan target penerima manfaat 3 juta orang.

“Para difabel harus disentuh dan diperhatikan. Mereka tidak cukup disantuni, tapi juga diberdayakan agar bisa mandiri bahkan berguna bagi orang banyak,” kata Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siroj.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini