News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Terorisme

Kata Bekas Komandan Kelompok NII, Anak Jenderal Juga Bisa Terbujuk Ikut Paham Radikal

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ken Setiawan (kiri)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perekrutan anggota kelompok radikal di Indonesia tidak hanya menyasar kepada kalangan pelajar dan mahasiswa atau masyakat umum saja.

Pendiri NII Crisis Center yang juga Mantan Komandan (Negara Islan Indonesia (NII), Ken Setiawan mengungkap, seorang anak jenderal TNI atau Polri saja bisa dengan mudah direkrut oleh kelompok-kelompok radikal yang pada akhirnya akan menjadikannya seorang teroris.

Baca: Potret Keluarga Pemain Real Madrid Usai Juara Liga Champions, Adem dan Harmonis Banget !

Meskipun Ken akui, dulu memang dalam perekrutan kelompok radikal agar menghindari keluarga dari kalangan TNI atau POLRI.

Dalam artian hanya menyasar masyakat umum saja, sebab bila ketahuan berakibat fatal dan mudah dalam pengembangan. Jadi berbahaya bagi kelompok, jangan sampai gara gara satu orang terus yang lain berbahaya.

"Tapi itu dulu, sekarang jangankan masyarakat umum apalagi yang masih remaja, seorang anak jendral TNI/ Polri saja bisa dengan mudah direkrut," ujar Ken kepada Tribunnews.com, Minggu (27/5/2018).

Intinya, Ken pun buka-bukaan mengenai teknis perekrutan, bila bisa diyakinkan meninggalkan dan berbohong kepada keluarga maka perekrutan pun dilanjutkan.

Faktanya, dia mengisahkan, banyak anak tentara dan polisi menjadi korban perekrutan.

"Bahkan tentara dan polisi aktif juga banyak terkena paham radikal sehingga meninggalkan tugas mulia sebagai abdi negara demi bergabung di kelompok radikal," jelasnya.

Luar biasanya menurut Ken, ada anak rektor kampus tentara yang juga direkrut kelompok radikal sehingga mengkafirkan orang tuanya.

"Anak Kapolda di wilayah Sumatera juga ada yang pernah direrut oleh kelompok radikal," ucapnya.

Pendiri NII Crisis Center ini dalam setiap kegiatan seminar pun mengungkapkan, cara yang dipakai adalah dengan mencuci otak sasaran yang akan direkrut.

Misal, dia mencontohkan melalui simulasi yang melibatkan audiensi dalam 5 menit orang tersebut bisa berkata bahwa dirinya ternyata berada di negara jahiliyah dan dirinya adalah orang kafir.

Ken mencontohkan model perekrutan oleh NII, sebagaimana yang pernah ia lakukan beberapa tahun silam.

Bongkar Cara Perekrutan

Model-model perekrutan itu dibeberkan agar seluruh peserta waspada dan berhati-hati apabila menemui hal serupa.

Sebelum merekrut, Ken mengisahkan, dirinya akan melakukan 'screening' terlebih dahulu terhadap orang yang akan direkrut.

"Kita pelajari aktivitas kesehariannya, pekerjaannya apa, bagaimana keluarganya, hobinya apa, apa yang dia suka atau tidak sukai dan sebagainya," ungkapnya.

Dengan mengetahui seluk beluk berbagai latar belakang calon target, maka proses perekrutan akan lebih mudah.

Termasuk bagaimana menentukan model perekrutan.

Secara atraktif, Ken mencontohkan bagaimana dia 'mencuci otak' calon target.

Ia mengajak salah seorang peserta sosialisasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan simpel.

Dari jawaban yang diberikan, Ken langsung mencecar si orang yang akan direkrut itu dengan berbagai dalil.

Kini Ken Setiawan dan kawan-kawan kini telah mendirikan NII Crisis Center. Ya ini sebagai forum para mantan NII dan sebagai pusat rehabilitasi untuk korban NII, dulu merekrut, kini menyelamatkan dan mengeluarkan korban dari perekrutan kelompok radikal.

"Bagi masyarakat yang mau konsultasi atau membuat acara dialog bisa menghubungi hotline NII Crisis Center di 08985151228- 085211231363. Atau berkunjung ke website http://www.niicrisiscenter.com," pesannya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini