Laporan wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Nurul Arifin Husein atau yang akrab disapa Gus Nuril mengungkap, gaduhnya suasana keberagaman di Indonesia itu disebabkan oleh politik.
"Kenapa kita ribut, karena adanya politik, ada seperguruan, karena kita butuh kekuasaan," ujar Gus Nuril saat memberikan tausiah di Universitas Kristen Indonesia (UKI), Senin (28/5/2018).
Dalam acara bertema Menjaga Silaturahmi Dalam Kemajemukan, Gus Nuril sedikit menyinggung bagaimana banyak pihak yang mencoba membuat geger masyarakat Indonesia.
"Kita itu geger karena ada orang-orang yang haus kekuasaan," katanya.
Kiai yang akrab dengan Gus Dur tersebut mengatakan, politik jugalah yang menyebabkan hancurnya agama-agama di suatu wilayah mulai dari Kristen, Yahudi, sampai Islam sendiri.
Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi Pancasila sebagai dasar menjadi perhatian besar bagi Gus Nuril.
"Kalau ada orang Islam yang adil kepada saudaranya, bukan adil karena satu partai, satu paham, satu mazhab, satu suku, maka dia pantas disebut ahlulsunnah waljamaah," ujarnya.
Gus Nuril juga mengimbau kepada para generasi muda untuk berani tampil ke depan, memiliki jiwa patriotisme dan cinta tanah air.
Dia mencontohkan, seseorang yang membela diri karena rumahnya dimasuki perampok, lalu orang tersebut mati, maka syahidlah kematiannya.
"Kalau Anda yakin dengan Tuhan Anda dan membela negara, maka itulah namanya tarekat ketuhanan, dan itu ada surganya," ujar Gus Nuril.