Laporan wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Wakil Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI), Wilson Rajagukguk, mengatakan sejak berdiri, kampusnya sudah memantapkan diri sebagai kampus Pancasila.
"Kami tidak eksklusif, siapa pun boleh mendapatkan pendidikan yang sama di sini, sesuai dengan kapasitasnya masing-masing," ujarnya dalam acara buka bersama bertajuk Merajut Silaturahmi Dalam Kemajemukan, Senin (28/5/2018).
Saat ini, menurut Wilson, kampus dijadikan sebagai tempat bermukimnya paham-paham radikal yang anti terhadap tanah air dan cenderung merusak kerukunan.
"UKI tidak dan tidak akan paham-paham radikalisme masuk ke sini," tambahnya.
Menurut Wilson, sebagai kampus Pancasila, UKI sudah berjanji sejak didirikan akan merawat kebinekaan, tidak memandang agama, ras, atau suku mana pun.
"Itu bukan lagi harapan, itu janji, dan itu sudah terwujud, kami hanya menjaga atau melanjutkan janji itu agar terus bertahan."
Maka itulah, dalam acara tersebut, diundang seorang kiai nyentrik sekaliber Nurul Arifin Husein, atau yang akrab disapa Gus Nuril, untuk memberikan tausiah.
Seperti diketahui, Gus Nuril dikenal sebagai kiai yang gemar berdakwah lintas agama, baik itu di gereja atau di tempat yang lain, termasuk di UKI sendiri.
"UKI sudah akrab dengan Gus Nuril, begitu juga sebaliknya. Ini bukan pertama kali dia ke sini, tadi sempat disinggung kan," ujar Wilson menegaskan.