TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Institut NKRI Agung Mattauch menyarankan Koalisi Keumatan yang digagas Habib Rizieq agar menjadikan Prabowo-Gatot Nurmantyo sebagai pasangan capres/cawapres dalam Pilpres 2019.
"Ini untuk menghindari perpecahan di dalam tubuh koalisi, sendiri," kata Agung Mattauch kepada wartawan di Jakarta, Senin (4/6/2018).
Baca: Ketiga Terduga Teroris di Pringsewu Diamankan Terkait Paham Radikal
Ia menilai potensi perpecahan pada koalisi keummatan yang terdiri dari Gerindra, PKS, PAN dan PBB masih sangat dimungkinkan mengingat para parpol masih bersikeras menyodorkan ketum masing masing dalam paket capres/wacapres. "Ini justru akan melemahkan semangat keummatan yang menjadi komitmen koalisi," katanya.
Agung menampik pendapat yang menyebutkan pasangan Prabowo-Gatot tidak mencerminkan semangat keummatan yang lebih menginginkan koalisi miiter-sipil.
"Sekalipun Prabowo-Gatot mempunyai latar belakang yang sama dari militer, namun keduanya sudah teruji dekat dengan umat Islam. Ini kuncinya," katanya.
Agung mengharapkan pilihan jangan dilihat secara kasat mata. Sama halnya ketika disodorkan pilihan apakah lebih memilih tokoh militer berwatak sipil, atau sipil yang berwatak militer.
"Jadi tidak masalah koalisi keummatan nantinya dipimpin dari pasangan yang keduanya mempunyai latar belakang militer, selama pro sipil, pro umat Islam," ujar Agung.
Dalam polling yang dilakukan Institut NKRI, Maret lalu, mayoritas responden memang menginginkan pasangan capres/cawapres mendatang adalah pasangan militer-sipil atau pasangan militer-sipil. "Yang nggak laku pasangan sipil-sipil," kata Agung.