TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Putri pertama Presiden Republik Indoensia Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana atau akrab disapa Mbak Tutut mengajak para wartawan untuk datang ke ruang kerja mendiang ayahnya ketika tengah menerima wartawan untuk berbuka puasa bersama di kediaman Soeharto di Jalan Cendana nomor 6 Menteng Jakarta Pusat pada Senin (4/6/2018).
Dalam kesempatan itu Mbak Tutut mengajak para wartawan ke sebuah ruangan di mana mendiang Soeharto menerima tamu-tamu kenegaraan seperti para menteri orde baru.
Ruangan dengan pintu berwarna cokelat tersebut masih terkunci dengan gembok ketika Mbak Tutut dan para wartawan tiba di depannya.
Baca: Saat Mbak Tutut Mantu, Keluarga Cendana Pun Berkumpul
Mbak Tutut mengatakan ruangan tersebut sengaja digembok agar tidak ada orang yang bisa keluar masuk ke dalamnya.
"Ini digembok biar nggak ada orang yang keluar masuk," kata Mbak Tutut di depan ruang tersebut.
Ruangan tersebut berukuran sekitar 5 x 5 meter dengan dinding bernuansa biru langit.
Terdapat sebuah foto mendiang Soeharto berukuran sekitar 1,5 meter x 1 meter terpampang di atas sebuah pigura di belakang meja kayu berbuntuk lingkaran.
Di belakang meja tersebut dikelilingi oleh lima buah sofa kulit berwarna hitam.
Mbak Tutut mengatakan bahwa ruang kerja tersebut sengaja dibiarkan dengan kondisi seperti pada saat mendiang ayahnya masih hidup.
"Ini nggak ada yang diubah sama sekali sejak dulu Bapak masih hidup. Di sini biasanya Bapak terima tamu kenegaraan seperti menteri-menteri," kata Mbak Tutut.
Di dalam ruangan itu biasanya mendiang ayahnya menghabiskan waktu untuk menyelesaikan dokumen-dokumen kenegeraan sejak Subuh.
Jika kebetulan harus ada pekerjaan yang dibawa pulang, maka mendiang ayahnya akan mengerjakannya di ruang tersebut hingga jam 22.00 WIB.
"Biasanya sampai jam 10 (22.00), mulainya dari habis Subuh," kata Mbak Tutut.
Di salah satu dinding ruangan tersebut terlihat sebuah lukisan berukuran sekitar 2,5 meter x 1,5 meter bergambar tokoh pewayangan Hanoman.