TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siti Hardijanti Rukmana, putri pertama Presiden kedua RI Soeharto, membenarkan rumah kediaman mendiang ayahnya akan dijadikan museum.
Tutut, begitu ia disapa, mengatakan rencana pemuseuman rumah di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat, itu merupakan tindak lanjut dari banyaknya permintaan masyarakat.
"Ini Insya Allah akan kami buat menjadi museum karena masyarakat banyak yang minta. Sehingga nanti mereka tahu seperti apa kehidupan Pak Harto," ujar Tutut di ruang kaca, rumah Cendana, Menteng, Jakarta, Senin (4/6/2018).
Baca: Ketika Mbak Tutut Ajak Wartawan ke Ruang Kerja Pak Harto di Cendana
Dengan dijadikan museum, ia berharap generasi muda nantinya dapat mengetahui sejarah dari kediaman mendiang ayahnya.
Bahkan, mengetahui ruangan yang sehari-hari digunakan beraktivitas, berkumpul dengan keluarga, ataupun ruangan untuk menjamu tamu kenegaraan.
Meski dijadikan museum, perempuan berusia 69 tahun itu mengatakan rumah itu akan selalu jadi tempat keluarga Cendana berkumpul.
Selain itu, kegiatan sosial keluarga Cendana juga akan selalu dilakukan di kediaman ini selama bulan Ramadhan.
"Jadi ini mau kita buat museum untuk peringatan, untuk mengingatkan bahwa ini lho rumahnya (Soeharto, - red). Tapi juga masih tetap akan dilakukan untuk kegiatan-kegiatan sosial keagamaan, keagamaan buat warga di ruang ini, di ruang kaca," jelasnya.
Lebih lanjut, Tutut bercerita kehidupan Soeharto begitu sederhana, berbeda dari bayangan sejumlah pihak yang cenderung bermewah-mewahan.
Baginya, Soeharto dan istri yakni Ibu Tien memang hidup sederhana hingga akhir hayatnya.
"Tidak ada yang mewah-mewahan, tidak ada yang muluk-mulukan. Ya sederhana sesuai dengan jiwanya bapak saya dan ibu saya," kata Tutut.
"Jadi nggak kaya orang bilang duitnya nggak entek-entek (abis-abis). Yang nggak abis-abis itu duitnya bank, sayangnya bank-nya yang punya bukan bapak," tandasnya seraya tertawa.