TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siti Hardijanti Rukmana atau Mbak Tutut, menegaskan tiap partai bebas mengatakan apa saja terkait mendiang ayahnya, yakni Soeharto.
Pernyataannya ini merujuk pada video yang diunggah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terkait rentetan dugaan kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi di era Orde Baru.
Diketahui, PSI menyebarkan video yang menyebut bahwa pemerintahan Soeharto diduga melakukan sejumlah pelanggaran HAM dalam peristiwa 1965-1966, Talangsari, serta Tanjung Priok.
"Partai mau bilang apa saja terserah mereka," ujar Tutut, di rumah Cendana, kediaman Soeharto, Jalan Cendana, Menteng, Jakarta, Senin (4/6/2018).
Baca: Viral Foto Mirip Soeharto, Mbak Tutut: Bukti Masyarakat Rindu dan Sayang Bapak
Menurutnya, video itu justru menunjukkan ketidak percaya dirian pembuat video sebagai partai politik.
"Mungkin itu cara mereka lantaran mereka tidak percaya diri dan tidak yakin. Makanya orang lain yang dijadikan sesuatu untuk disampaikan," ungkapnya.
Ia enggan berkomentar lebih lanjut, dan lebih menyerahkan semua penilaian itu kepada masyarakat Indonesia.
Tutut menilai, masyarakat saat ini sudah cerdas untuk melihat mana yang benar dan mana yang salah.
Selain itu, masyarakat juga tidak mudah terhasut dan telah pandai mengolah informasi yang beredar dan diterima.
Perempuan berusia 69 tahun ini pun teringat pada pesan Soeharto untuk selalu bersabar dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan.
"Bapak selalu mengingatkan kepada kami untuk selalu sabar. Karena Tuhan itu tidak tidur. Karenanya, yang seperti itu kita serahkan saja kepada Allah," kata Tutut.
"Insya Allah kami tidak akan berkomentar apa-apa. Terserah pada partai masing-masing mereka mau bicara. Kami tidak akan menjelekkan yang lainnya," pungkasnya.